Sunday, April 13, 2014

Adolf Hitler Membangun Imperium Jerman Ketiga (Third Reich)

Menyusul kekalahan Jerman pada tahun 1918, Kaiser Wilhelm II turun takhta dan melarikan diri ke Belanda. Jerman pun menjadi sebuah negara republik. Pemerintahan baru dipimpin dari kota Weimar, bukan Berlin. Sejak 1919 sampai tahun 1933, Jerman dikenal sebagai Republik Weimar. Pada pemilihan yang diadakan pada Januari 1919, Friedrich Ebert, seorang sosialis, menjadi presiden pertama. Di bawah pemerintahannya, Republik Weimar harus menerima persyaratan berat dari Perjanjian Versailles. Pada tahun 1922 sampai 1923, republik bertahan dari beberapa penggulingan, pertama oleh kaum komunis, kemudian melalui tekanan finansial, dan terakhir adalah revolusi politik yang dipimpin oleh seorang fasis Austria bernama Adolf Hitler (1889-1945).
Ebert wafat pada 1925 dan digantikan oleh Field Marshal Paul von Hindenberg (1847-1934) yang saat itu seudah berusia 78 tahun. Jerman bergabung dengan Liga Bangsa-Bangsa pada 1926. Depresi dunia terjadi pada 1930-an membawa masalah sosial dan keuangan besar bagi Jerman.
Munculnya Hitler dan Lahirnya Nazi
Pemilihan presiden berikutnya diadakan pada 1932, ketika Jerman berada dalam krisis ekonomi, dengan tingkat inflasi dan pengangguran sangat tinggi. Hindenberg terpilih lagi sebagai presiden, dengan Adolf Hitler, pemimpin Partai Nazi—Nationalsozialitische Deutsche Arbeiterpartei, Partai Buruh Nasional Sosialis Jerman—menempati posisi kedua. Di tengah banyaknya intimidasi dan kekerasan yang dipicu oleh para pengikut Hitler, Partai Nazi memenangi sebagian besar kursi di Reichstag (Parlemen Jerman). Von Hindenberg dengan enggan menunjuk Hitler sebagai kanselir pada 1933.
Ketika gedung Reichstag dibakar pada Pebruari, Hitler memegang kekuasaan darurat dan memerintahkan pemilihan ulang. Sejak April 1933, Hitler meraih kekuasaan absolut di Jerman, dan membentuk pemerintahan satu partai. Akibatnya, Jerman memutuskan untuk menarik diri dari Liga Bangsa-Bangsa.
Dalam peristiwa “Night of the Long Knives” pada Juni 1934, Hitler membunuh banyak lawan politiknya. Ketika Hindenberg wafat di bulan Agustus, Hitler diangkat sebagai Führer (Pemimpin) Third Reich (Imperium Jerman). Ia lalu melakukan pembalasan atas penindasan atas penghinaan yang diterima Jerman dalam Perjanjian Versailles dan menjadikan Jerman sebagai imperium yang kuat.
Anti-Semitisme
Menyalahkan Yahudi dan serikat pekerja atas persoalan yang membebani Jerman, Hitler dan Nazi pun mulai mengeksekusi mereka. Undang-Undang Nuremberg 1935 mencabut kewarganegaraan Jerman bagi warga Yahudi dan melarang mereka menikah dengan warga non-Yahudi. Banyak orang Yahudi dipaksa tinggal di ghetto (pemukiman kumuh) dan mengenakan bintang kuning sebagai tanda bahwa mereka orang Yahudi.
Dalam peristiwa Kristallnacht (‘Night of Broken Glass’) pada Nopember 1938, gerombolan Nazi menyerang property dan sinagoge orang Yahudi di seluruh Jerman. Sekitar 30.000 orang Yahudi ditahan, yang menjadi awal pembantaian besar-besaran kaum Yahudi di Jerman. Selama 7 tahun berikutnya, 6 juta orang Yahudi di seluruh Eropa dibunuh sebagai bagian dari rencana Hitler untuk memusnahkan ras Yahudi.
Ekspansi Militer Jerman
Pada 1935, Jerman mengabaikan isi Perjanjian Versailles yang mengharuskan Jerman melakukan pembatasan peralatan perang. Pada 1936, pasukan Jerman memasuki Rhineland, wilayah Jerman yang telah didemiliterisasi setelah berakhirnya Perang Dunia I. Jerman kemudian membentuk sekutu dengan fasis Italia dan penguasa militer Jepang. Pasukan Jerman juga terlibat dalam Perang Sipil Spanyol, di mana mereka mendukung kubu fasis yang dipimpin oleh Jenderal Francisco Franco (1892-1975).
Penggabungan Jerman dan Austria
Salah satu ambisi Hitler adalah mempersatukan Jerman dan Austria. Penggabungan ini telah dilarang oleh Perjanjian Versailles pada tahun 1919 karena Prancis dan negara lain berpikir bahwa hal itu akan membuat Jerman sangat kuat. Meski demikian, pada awal 1930-an, banyak penduduk Jerman dan Austria menginginkan persatuan kedua negara. Pada tahun 1934, kudeta Nazi di Austria mengalami kegagalan. Pada 1938, Hitler bertemu dengan Kanselir Austria, Kurt von Schuschnigg, dan mengajukan penawaran baru. Di tengah kekacauan dan ancaman dari pasukan Jerman atas negaranya, Schuschnigg setuju mengundurkan diri dan digantikan oleh Artur von Seyss-Inquart (1892-1946), pemimpin Nazi Austria. Artur meminta pasukan Jerman menduduki Austria. Hasilnya, persatuan kedua negara, disebut Anschluss, secara resmi diumumkan pada 13 Maret 1938.
Jerman mengancam Eropa Tengah
Hitler juga mengklaim sejumlah wilayah di Eropa yang banyak dihuni keturunan Jerman, yang dulunya diserahkan ke negara lain berdasarkan Perjanjian Versailles. Salah satu wilayah itu adalah Sudetenland di Cekoslovakia. Sebagai upaya menjaga perdamaian di Eropa, Perjanjian Munich ditandatangani pada tahun September 1938. Setelah penandatanganan Perjanjian Munich, Perdana Menteri Inggris, Neville Chamberlain, mengatakan, “Saya percaya bahwa sekarang adalah masa damai”.
Perjanjian ini memberikan wilayah Sudetenland kepada Jerman. Ini adalah bagian dari kelonggaran yang diberikan kepada Hitler, disebut sebagai “penenteraman”. Namun, itu tidak cukup bagi Hitler. Pada Maret 1939, pasukan Jerman menguasai seluruh wilayah Cekoslovakia. Muncul banyak protes atas tindakan Jerman ini, tetapi tidak ada sanksi apapun. Hitler ingin mempersatukan semua penduduk Jerman ke dalam Jerman Raya. Ini adalah bagian terpenting dari visinya tentang Imperium Jerman Ketika (Third Reich).

0 komentar:

Post a Comment