Banyak
penduduk Irlandia menginginkan pemerintahan sendiri. Rancangan Undang-undang
pemerintahan sendiri telah disetujui oleh parlemen Inggris pada 1912. Rancangan
ini seharusnya menjadi undang-undang, yang memberi Irlandia parlemen sendiri
untuk menyelenggarakan urusan dalam negeri. Namun, rancangan ini tertunda
akibat Perang Dunia I yang pecah pada 1914.
Di
utara, kaum Protestan menentang pemerintahan sendiri karena akan menjadikan
mereka kaum minoritas di negara Katolik. Orang-orang Irlandia yang dikenal
sebagai kaum republik menginginkan Irlandia menjadi republik independen. Banyak
warga mendukung partai politik yang disebut Sinn Fein (kita sendiri). Dukungan
ini berasal dari Irish Volunteer, Irish Republic Brotherhood, atau Irish Citizen Army.
Pada
Senin Paskah 1916, anggota Irish
Volunteer dan Irish Citizen Army
yang dipimpin Padraic Pearse dan James Connolly, menguasai gedung-gedung publik
di Dublin dalam peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Kebangkitan Paskah (Easter Rising). Dari markas besar di
gedung Kantor Pos Umum, Pearse dan Connolly mendeklarasikan negara republik,
tetapi sesaat kemudian dapat dikalahkan oleh pasukan Inggris. Pada pemilihan
umum 1918, Sinn Fein berhasil memenangkan 73 dari 105 kursi untuk orang
Irlandia dalam parlemen Inggris.
Sinn
Fein membentuk parlemen sendiri, yaitu Dail Eireann dan mendeklarasikan
Irlandia sebagai negara republik merdeka pada 1919. Ini memicu perang antara Irish Republican Army (IRA) dan Royal Irish Constabulary (RIC). Polisi
bersenjata, Black-and-Tans, dikirim
untuk membantu RIC. Peperangan terjadi sampai tahun 1921.
Perjanjian
Anglo-Irish
Pemerintah
Inggris ingin membagi Irlandia menjadi dua, dengan enam country Ulster di utara yang terpisah dari wilayah Irlandia
lainnya. Di bawah Akta Pemerintahan Irlandia 1920, kedua bagian Irlandia itu
akan berperintahan sendiri. Enam country
Ulster yang mayoritas beragama Protestan tidak ingin diperintah dari dari
Dublin. Mereka menyetujui akta itu dan membentuk negara baru Irlandia Utara.
Dail Eireann, yang dipimpin Eamon de Valera, menentang akta itu karena
menginginkan kemerdekaan penuh untuk seluruh Irlandia.
Sebagai
upaya membawa perdamaian dalam negara, Perjanjian Anglo-Irish (1921) menjadikan Irlandia bagian selatan sebagai
negara dominion Inggris Raya. Negara Merdeka Irlandia (Irish Free State) didirikan pada 1922. Namun, ini memicu timbulnya
perang saudara. Di satu sisi terdapat kaum Free
Stater yang menyetujui isi perjanjian. Di sisi lainnya, kaum republik
menentang.
Perang
sipil berlangsung sampai 1923, ketika de Valera meminta kaum republik untuk
menghentikan peperangan. Pada 1926, ia mendirikan partai politik baru, yaitu
Fianna Fail. Pada pemilu 1932, ia mengalahkan kaum Free Stater. Konstitusi baru 1937 menamai Irlandia selatan sebagai
Eire, tetapi tetap menjadi bagian dari Persemakmuran Inggris. Negara baru ini
lalu melepaskan diri dari Inggris dan meninggalkan Persemakmuran Inggris.
0 komentar:
Post a Comment