Penyebab
depresi besar atau biasa disebut zaman malaise, dapat ditelusuri hingga akhir
Perang Dunia I. Pada 1919, Perjanjian Versailles memaksa Jerman agar membayar
kompensasi sangat besar atas kemenangan Sekutu. Ini membuat banyak penduduk
Jerman kehilangan tabungan mereka akibat anjloknya nilai mata uang. Di Inggris,
Prancis, dan Amerika Serikat, industri berjuang agar dapat beradaptasi dengan
perdagangan masa damai. Jutaan prajurit pulang ke kampong halaman dan mencari
pekerjaan. Serikat dagang meminta para pekerja agar mogok kerja menentang para
pemilik perusahaan yang mendesak pemotongan upah. Pemogokan Umum untuk pertama
kali terjadi di Inggris pada 1926. Harga bahan pangan jatuh, sehingga banyak
petani merana dan berhenti mengolah lahan.
Selama
1920-an, pertumbuhan pesat ekonomi Amerika Serikat sebagian berasal dari
pelunasan pinjaman perang senilai beberapa milyar dolar dari London ke New
York. Pertumbuhan juga didukung oleh kebijakan ekonomi Presiden Harding dan
Coolidge. Para spekulan mendokrak harga saham di Amerika Serikat melampaui
nilai yang sebenarnya.
Kepanikan
di Wall Street
Pada
Oktober 1929, orang mulai panic dan menjual sahamnya dengan cepat. Dalam satu
hari, 13 juta saham terjual di Bursa Saham New York. Ini memulai krisis ekonomi
yang dikenal sebagai Wall Street Crash
(seperti nama distrik keuangan di New York) yang segera menjangkiti seluruh
dunia.
Banyak
orang kehilangan uang. Bank dan bisnis terpaksa ditutup, sementara tingkat
pengangguran mulai melonjak. Tahun 1933 adalah tahun terburuk selama depresi.
Di Amerika Serikat saja, terdapat 12 juta orang penganggur. Untuk mereka yang
masih bekerja, separuh gaji mereka dipotong. Lebih dari 85.000 usaha bisnis
mengalami kebangkrutan.
Situasi
di Amerika Serikat diperburuk oleh kekeringan yang melanda daerah pusat
pertanian di dalam negeri. Di banyak tempat, lahan pertanian mengering. Debu
diterbangkan angina dan berujung pada kegagalan panen. Ribuan petani dan
keluarga mereka meninggalkan lahan pertanian untuk memulai hidup baru di pantai
barat Amerika Serikat.
Kebijakan
Baru Presiden Roosevelt
Pada
dua tahun pertama depresi, pemerintah Amerika Serikat dan Presiden Hoover hanya
melakukan sedikit tindakan langsung. Mereka meyakini bahwa ekonomi akan pulih
dengan sendirinya. Franklin Delano Roosevelt (1882-1945) terpilih menjadi
presiden pada 1932. Pada tahun berikutnya, ia memperkenalkan Kebijakan Baru (New Deal) untuk mengatasi masalah yang
ditimbulkan oleh depresi. Kebijakan ini terutama dirancang untuk mengurangi
kemiskinan, menyediakan bantuan bagi perbankan, dan melindungi tabungan
masyarakat. Pemerintah menopang harga lahan pertanian, menerapkan upah minimum,
dan memulai program pembangunan raksasa untuk menciptakan lapangan kerja.
Kebijakan ini sangat membantu, tetapi hanya berlangsung sampai 1939 ketika
pecah Perang Dunia II. Perang memberikan dorongan besar bagi perkembangan
industri berat, dan membantu mengakhiri masa depresi.
Depresi
Mendunia
Wall Street Crash
mengarah pada ambruknya sistem pinjaman internasional yang dirancang untuk
mendanai perbaikan akibat perang. Depresi berdampak langsung bagi Eropa dan
Amerika Utara. Bagian dunia lain juga terkena dampaknya akibat banyak urusan
perdagangan dan bisnis bergantung pada penjualan pangan dan bahan mentah ke
Eropa dan Amerika Utara. Ketika pasar mengalami kemerosotan, banyak orang di
seluruh dunia kehilangan pekerjaan. Akibatnya, kegelisahan masyarakat meningkat
sehingga rasa nasionalisme bertumbuh di banyak negara.
0 komentar:
Post a Comment