Selama
seperti abad ke-19 ditandai dengan sebuah Revolusi
Industri, abad ke-20 menyaksikan sebuah Revolusi Teknologi. Revolusi ini mempengaruhi semua aspek kehidupan
sehari-hari. Di bidang teknologi transportasi, pesawat terbang bagi masyarakat
abad ke-20 sama seperti lokomotif uap bagi mereka yang hidup pada abad ke-19.
Sejak dulu kala, banyak orang ingin sekali terbang seperti burung, dan selama
berabad-abad legenda serta cerita-cerita bermunculan mengenai mereka yang betul-betul
telah mewujudkan impian mistis serta magis ini. Pada abad ke-15, Leonardo da
Vinci merancang sebuah mesin terbang yang cukup mudah digunakan, dan pada akhir
abad ke-18, kakak-beradik Montgolfier di Prancis menciptakan balon yang
lebih-ringan-dari-udara yang mampu membawa penumpang sampai ke tempat yang
tinggi. Meskipun demikian, impian untuk menerbangkan manusia dengan sebuah
kendaraan yang lebih-berat-dari-udara dan dapat dikendalikan tetap sukar
dipahami. (Lebih-berat-dari-udara menyiratkan sebuah kendaraan yang dapat
bertahan di suatu ketinggian oleh karena karakteristiknya yang aerodinamis,
bukan oleh karena sekantong gas).
Upaya
Penemuan
Beberapa
upaya untuk membuat mesin serupa ini pada paruh kedua abad ke-19 tidak
membuahkan hasil. Sebuah upaya yang gagal, oleh Samuel Pierpont dan Institusi
Smithsonian, sudah ditinggalkan secara harfiah berhari-hari sebelum pesawat
yang lebih-berat-dari-udara pertama kalinya berhasil dibuat. Peristiwa ini
terjadi pada tanggal 17 Desember 1903, di atas perbukitan pasir Kill Devil
Hill, di dekat suatu tempat yang agaknya diberi nama Semenanjung Kitty Hawk,
Carolina Utara. Dua pria dari Ohio,Willbur Wright (1867-1912), dan saudara
kandungnya Orville Wright (1871-1948), mempunyai minat yang sama dalam bidang
aeronautika sejak belia dan mereka menciptakan pesawat terbang layang tanpa kru
yang pertama pada tahun 1896.
Penemuan
yang Mengubah Dunia
Antara
tahun 1900 dan 1902, mereka menguji coba beberapa pesawat terbang layang yang
membawa kru di Kitty Hawk. Diakui oleh Wright bersaudara bahwa kunci
keberhasilan dalam menerbangkan pesawat bertenaga mesin adalah tingkat
kemampuan pilot dalam menggunakan pesawatnya. Mereka memandang hasil karya
mereka sebagai sebuah pesawat ketimbang sebuah layang-layang yang dimodifikasi
atau sebagai sebuah mesin yang dikendalikan di udara sebagaimana sebuah perahu
di atas air. Wright Flyer yang pertama adalah sebuah pesawat terbang bersayap,
berangka kayu yang diselubungi kain, digerakkan oleh mesin hasil ciptaan mereka
sendiri. Mesin ini menggunakan air sebagai sarana pendingin, dengan daya 12
tenaga kuda, dan dihubungkan dengan sabuk kepada dua buah baling-baling yang
arah putarannya saling berlawanan. Wilbur dan Orville menyelesaikan Flyer
mereka semasa musim panas tahun 1903 dan menerbangkannya di Kitty Hawk dalam
bulan Desember. Sayang sekali, pesawat itu tersapu angina. Pada tanggal 13
bulan yang sama, Wilbur menggunakan gilirannya yang pertama. Sekali lagi, ia
pun hanya berhasil menyurukkan moncong Flyer ke dalam gundukan pasir. Meskipun
demikian, pada tanggal 17 Desember, Orville Wright terbang selama 12 detik dan
mencapai jarak 37 meter dengan pesawat bertenaga mesin yang
lebih-berat-dari-udara dan membawa kru. Pencapaian ini menjadi peristiwa yang
pertama dalam sejarah. Di penghujung tanggal 17 Desember, kedua kakak-beradik
itu sudah melaksanakan dua buah penerbangan yang berhasil: Wilbur bahkan
mencapai jarak 260 meter pada gilirannya yang terakhir.
Mulai
13 Mei 1904, Flyer 2 mereka menjalani banyak penerbangan yang berhasil sepanjang
tujuh bulan berikutnya. Seperti Flyer yang mula-mula, bagaimanapun juga, Flyer
2 memperlihatkan bahwa ada kecenderungan menurunnya kecepatan secara
bergantian, dan kakak-beradik ini kembali mengutak-atik struktur pesawat.
Hasilnya, sebuah Flyer 3 yang lebih besar, yang terbukti lebih dapat
diandalkan, dan berhasil terbang hingga sejauh 55 kilometer. Pada tanggal 5
Oktober 1905, Flyer 3 mencatat rekor sebagai pesawat yang mampu bertahan pada
tingkat ketinggian tertentu selama 38 menit.
0 komentar:
Post a Comment