Dengan kekayaandan teknologi lebih maju, kekuatan
utama Eropa mampu menaklukkan banyak wilayah di dunia dan mengklaimnya sebagai
milik mereka.
Menjelang akhir abad ke-19, kekuatan Eropa tidak lagi
saling bertikai untuk memperebutkan wilayah dan perdagangan di Eropa. Dengan
kemunculan tiba-tiba pasukan Jerman di bawah kendali politik Otto von Bismarck,
semua negara Eropa mulai melihat ke luar negeri untuk memperoleh keuntungan
ekonomi. Negara-negara Eropa mulai berlomba mendirikan koloni masing-masing di
Afrika. Proses ini kemudian dikenal sebagai “sengketa untuk memperebutkan
Afrika”.
Inggris dan Prancis tidak diragukan memimpin perebutan
kekuasaan ini, disusul oleh Jerman, Italia, dan Belgia. Terjadi banyak konflik
antara Inggris dan Prancis atas koloni-koloni di Afrika bagian barat. Pada
mulanya, Inggris sudah puas menguasai beberapa kota pantai dan pelabuhan. Namun
pada akhir abad ke-19, Inggris telah mengambil alih seluruh wilayah yang kini
adalah negara Ghana dan Nigeria, sekaligus mengontrol Sierra Leone dan Gambia.
Terusan Suez
Dibuka pada 1869, Terusan Suez dapat memangkas waktu
tempuh perjalanan laut dari Inggris ke India, dari tiga bulan menjadi hanya
tiga minggu. Ketika Khedive (Raja Muda) Mesir menghadapi kesulitan keuangan, Benjamin
Disraelli, yang pada saat itu adalah Perdana Menteri Inggris, membeli separuh
hak pengelolaan atas Terusan Suez pada 1875.
Hubungan Inggris dan Prancis memburuk ketika Inggris
menduduki Mesir pada 1882 untuk melindungi kepentingan Inggris di tengah
munculnya pemberontakan lokal melawan orang Eropa. Pada 1885, Jenderal Gordon
dan banyak pasukan Inggris terbunuh ketika Mahdi, pemimpin di Sudan, mengambil
alih Khartoum yang berada di tepi Sungai Nil Putih. Orang Italia menginvasi
Eritrea (timur-laut Ethiopia), sementara Raja Leopold II dari Belgia menduduki
Kongo (sekarang Zaire).
Ekspansi Berkelanjutan
Tahun-tahun Penting
|
|
1869
|
Terusan Suez dibuka untuk pelayaran
|
1875
|
Inggris membeli saham Mesir atas Terusan Suez
|
1876
|
Raja Leopold II dari Berlgia menguasai Kongo (Zaire)
|
1882
|
Inggris menduduki Mesir untuk melindungi Terusan Suez
|
1884
|
Negara-negara Eropa mengadakan pertemuan di Berlin untuk membagi-bagi
wilayah kekuasaan Afrika
|
1885
|
Mahdi menyerang Khartoum dan menaklukkannya
|
1893
|
Prancis menguasai Timbuktu, Mali, dan Afrika bagian barat
|
1898
|
Inggris mengalahkan pasukan Mahdi di Omdurman
|
1899
|
Kekuasaan Inggris-Mesir di Sudan
|
1912
|
Kongres Nasional Afrika (ANC) dibentuk di Afrika Selatan
|
Perebutan kekuasaan atas Afrika menjalani proses resmi
pada konferensi di Berlin pada 1884. Negara-negara Eropa membagi Afrika
layaknya sebuah kue. Hanya Liberia dan Ethiopia, yang tetap merdeka, bebas dari
kekuasaan Eropa. Kolonisasi di Afrika membawa dampak sangat besar bagi penduduk
Afrika. Bangsa Eropa menguasai suatu daerah dengan membuat batas-batas wilayah
baru tanpa memerhatikan batas wilayah negara Afrika yang sebenarnya. Bangsa
Eropa juga memperkenalkan bentuk pemerintahan baru ke Afrika, tetapi hanya
sedikit orang Afrika yang boleh ikut memilih. Keuntungan keuangan dari koloni
di Afrika dibawa kembali ke Eropa. Orang-orang Eropa kerap mengambil alih
lahan-lahan pertanian yang terbaik.
0 komentar:
Post a Comment