Di bawah pemerintahan Dinasti Qing (Manchu) yang
lemah, kekaisaran Cina tampaknya akan
pecah. Ketidakpuasan atas pengaruh Barat memicu Perang Boxer pada 1900.
Imperium Cina pada masa Dinasti Manchu yang lemah dan
korup didominasi oleh persaingan antar-kekuatan Eropa. Banyak kelompok kuat
berjuang menghalau pengaruh asing dari negeri mereka. Namun, bangsa Cina
menyadari mereka harus meniru cara Barat dan mendirikan industri baru.
Tahun-tahun Penting
|
|
1898
|
Reformasi 100 Hari berakhir saat kaisar wanita Cixi berkuasa. Inggris
menyewa Hongkong selama 99 tahun
|
1900
|
Kedutaan asing di Beijing dikepung oleh para pemberontak Boxer.
Pasukan Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang mengakhiri pemberontakan. Ratu
mengungsi ke Beijing
|
1905
|
Sun Yat-sen membentuk Partai Nasionalis Cina atau Kuomintang
|
1911
|
Angkatan bersenjata mendukung pemberontakan kaum nasionalis. Dinasti
Manchu berakhir dan negara republik dideklarasikan. Sun Yat-sen menjadi
presiden provinsial
|
Pada 1898, kaum reformis berkuasa untuk waktu singkat.
Undang-undang baru dibuat untuk menjadikan Cina sebagai negara modern. Mereka
ingin mengubah layanan sosial dan menangani masalah harian, bukan hanya
bergantung pada teks kuno yang sudah ketinggalan jaman. Mereka mendirikan
universitas di Peking (Beijing) dan mereformasi angkatan bersenjata. Namun,
Reformasi 100 Hari berakhir ketika permaisuri janda, Cixi (juga dikenal sebagai
Tz’u-his) berkuasa. Banyak kaum reformis tewas dieksekusi.
Pada 1900, pemberontakan dimulai di Cina bagian utara
melawan seluruh orang asing, terutama orang Kristen. Aksi ini dipimpin oleh
kelompok rahasia yang disebut Society of Harmonius Fist atau Boxer, yang
secara rahasia didukung oleh Dinasti Manchu.
Berakhirnya Dinasti Manchu
Pada 1900, kaum Boxer menyerang kedutaan Eropa di
Beijing. Mereka membunuh banyak orang Eropa, terutama para misionaris, termasuk
orang Cina Kristen. Mereka menyandera sejumlah kedutaan Eropa selama 2 bulan.
Pasukan internasional dibentuk dari gabungan pasukan Amerika Serikat, Inggris,
Prancis, Jerman, Jepang, dan Rusia. Awalnya, unit kecil pasukan dengan
persenjataan minim tidak mampu menguasai Beijing. Pada musim panas, pasukan
kedua sukses membebaskan kedutaan.
Setelah memadamkan pemberontakan, pemerintah Cina
tidak mampu mencegah campur tangan kekuatan asing. Mereka mendesak menghukum
para pejabat yang terlibat dalam pemberontakan, membayar ganti rugi, dan
mengizinkan pasukan asing berada di kedutaan besar. Golongan terdidik Cina
mulai menyusun rencana untuk menggulingkan Dinasti Manchu.
Pada 1905, Sun Yat-sen mendirikan Partai Nasionalis
Cina atau Kuomintang. Sejumlah rencana rahasia dan pemberontakan diatur oleh
kelompok lain. Pemerintahan Dinasti Manchu terus kehilangan kendali atas
negara. Pada 1911, seorang jenderal yang berkuasa, Yuan Shikai, memberikan
dukungan kepada kaum nasionalis. Kekuasaan Dinasti Manchu jatuh. Pemerintahan
republik dideklarasikan.
0 komentar:
Post a Comment