Kedudukan Perusahaan Hindia Timur Inggris perlahan
semakin kuat di India. Orang Inggris mulai menguasai masyarakat India, menjadi
kasta penguasa di negeri itu.
Pada 1750, Perusahaan Hindia Timur Inggris menguasai
perdagangan yang sangat menguntungkan antara Inggris dan India, dan Timur Jauh.
Para pejabatnya adalah pengusaha terampil yang memiliki banyak pengetahuan
tentang India, didapat dari orang India yang mereka pekerjakan. Mereka
bersahabat dengan banyak pengeran India, dan membentuk kesepakatan dengan kawan
maupun lawan penguasa Moghul yang sedang merosot kekuasaannya. Banyak orang
Inggris di India hidup seperti para pengeran. Dengan bekerja pada Perusahaan
Hindia Timur Inggris, banyak di antaranya menjadi sangat kaya. Beberapa
diantara para nabob ini membangun rumah mewah di Kalkuta dan tempat
lainnya, yang dirancang oleh para arsitek Inggris dan dilengkapi dengan barang
mewah dari Inggris, India, dan wilayah jajahan lainnya. Di Kalkuta, mereka
mengadakan pertemuan, jamuan teh, dan pesta dansa, seolah berada di Inggris.
Perlahan para istri dan keluarga mereka pergi ke India untuk berbagi cara hidup
Inggris ini.
Namun, beberapa orang Inggris tertarik dengan
kesenian, kebudayaan, dan arsitektur Inida. Mereka memilih berpakaian India,
paling tidak di rumah. Mereka memelajari bahasa Hindi serta agama dan
tulisannya, lalu membawa kembali berbagai pemikiran India ketika pulang ke
Inggris.
Perluasan Wilayah Inggris
Pada 1780, Perusahaan Hindia Timur Inggris menguasai
banyak wilayah India yang kaya. Namun pada 1784, pemerintah Inggris
menghentikan perluasan wilayah lebih lanjut. Para pemimpin perusahaan berpikir
sebaliknya. Ketika berbagai negara di India saling berperang, perusahaan kerap
melibatkan diri. Sekitar tahun 1800, ambisi Napoleon Bonaparte untuk mendirikan
imperium di India mengkhawatirkan orang Inggris. Akhirnya, pemerintah Inggris
mengubah kebijakannya. Antara 1803 dan 1815, perusahaan memerangi orang Maratha
yang memerintah bagian tengah India dan menghancurkan kekuatannya. Pada banyak
kasus, mereka mengadakan “pendekatan lunak”, yaitu memanfaatkan perdagangan
dengan memberikan hak istimewa bagi negara India tertentu dan menempatkan
pasukan di sana untuk memberikan perlindungan.
Perusahaan memerangi Burma (Myanmar), di mana para
penguasa setempat mengancam Bengali. Perusahaan juga berperang di Perbatasan
Barat-laut dan di Afghanistan, di mana mereka kuatir akan pengaruh Rusia. Pada
1843-1849, mereka menyerang Sind dan Punjab. Ketika satu dinasti jatuh, atau
sebuah negara memiliki pemerintahan yang lemah, perusahaan pun melibatkan diri.
Selama 1830-an, gubernur perusahaan dengan angkuh tidak memedulikan tradisi
orang India dan mengirim para misionaris untuk menyebarkan agama Kristen di
India. Perusahaan membangun jalan, rel kereta api, dan gedung. Mereka juga
memperluas usaha orang Inggris, bersikeras menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa pendidikan dan dunia usaha. Akibatnya, perlawanan bangsa India terus
menguat.
Pemberontakan India
Timbul persoalaan di kalangan para sepoy, yaitu
prajurit India dalam ketentaraan perusahaan. Dipicu oleh wabah kelaparan yang
mengerikan, Pemberontakan India dimulai pada tahun 1857. Beberapa kota,
termasuk ibukota Delhi, direbut oleh kaum sepoy. Terjadi pembantaian
atas orang Inggris, pria, wanita, dan anak-anak. Pemberontakan ini ditindas
dengan kejam oleh pasukan Inggris. Setiap pihak mulai saling mencurigai. Orang
Inggris mulai hidup terpisah, sementara orang India “bertahan di posisinya”.
Pemerintah Inggris mengambil alih Perusahaan Hindia Timur pada 1858, kemudian
membubarkannya. Karena India kemungkinan adalah wilayah jajahan Eropa yang
terkaya dan termaju, Inggris harus bersusah payah untuk tetap menguasainya.
0 komentar:
Post a Comment