Setelah kematian Akbar Agung, imperium Moghul
perlahan merosot. Orang Maratha yang suka berperang dan orang Inggris akhirnya
menghancurkan imperium ini.
Tahun-tahun Penting
|
|
1605
|
Jahangir
menjadi maharaja selama 23 tahun
|
1608
|
Orang
Inggris tiba di India
|
1611-1622
|
Nur
Jahan, istri Jahangir, memerintah
|
1628
|
Shah
Jehan, menjadi maharaja selama 30 tahun
|
1658
|
Aurangzeb,
penguasa terbesar Moghul terakhir, memerintah selama 49 tahun
|
1660-an
|
Kebangkitan
orang Maratha, melawan orang Moghul
|
1707
|
Kemunduran
Moghul dimulai
|
Akbar, penguasa Moghul ketiga, wafat pada tahun
1605. Anaknya, Jahangir (1569-1627), menggantikannya. Jahangir tidak tertarik
pada pemerintahan. Ia lebih suka berada di antara para pelukis dan pujangga.
Karena itu, ia menghabiskan sebagian besar tenaga dan uangnya untuk membangun
berbagai gedung megah dan taman indah. Sementara itu, istrinya yang cantik dan
ambisius, Nur Jahan, memerintah negeri itu. Shah Jehan (1592-1666) menggantikan
ayahnya, Jahangir, sebagai maharaja pada tahun 1628. Ia memperbesar kerajaan.
Pada 1636, ia menaklukkan Dekan di India tengah. Shah Jehan mendirikan Taj
Mahal di dekat Agra sebagai makam bagi Mumtaz Mahal (“Yang Terpilih dari
Istana”). Gedung indah ini dibangun dengan marmer putih yang dihiasi berbagai
pola batu berharga, dan diperlukan waktu 11 tahun untuk menyelesaikannya.
Seluruh kompleks tersebut memerlukan waktu pengerjaan 22 tahun. Nasibnya
berakhir tragis. Pada 1657, Shah Jehan jatuh sakit dan keempat putranya bertikai
memperebutkan takhta. Aurangzeb (1618-1707), anak ketiga, memenjarakan ayahnya
dan membunuh tiga saudaranya untuk merebut kekuasaan.

0 komentar:
Post a Comment