Asia perlahan disusupi oleh orang Eropa, yang berusaha
menguasai perdagangan. Selama abad ke-18, kawasan perdagangan ini berubah
menjadi pertempuran politik.
Sejak tahun 1603, Jepang dikuasai oleh para shogun
Tokugawa, yang mengatur negeri itu dengan ketat, mengucilkannya dari negara
lain. Namun, mereka juga membawa perdamaian dan keamanan. Di bawah
pemerintahannya, Jepang menjadi negara makmur. Jumlah penduduk bertambah dari
20 juta menjadi 30 juta dalam waktu 150 tahun. Hasil pertanian meningkat pesat.
Kota-kota menjadi makmur, demikian pula dengan perdagangan dan kelas pedagang.
Para pengrajin terampil membuat berbagai barang indah, khususnya pakaian dan
tenunan. Banyak penduduk Jepang mengelola pendidikan dengan baik.
Namun, Jepang juga memiliki masalah. Banyak orang
Jepang meninggalkan desa dan memadati daerah perkotaan, sementara kaum samurai
terjerat utang. Pajak tinggi menyebabkan kerusuhan. Banyak kejahatan kecil
dihukum mati. Pada 1740-an, shogun pencerahan Yoshimure (1684-1751) mencabut
banyak hukum yang keras dan mengizinkan masuknya buku-buku Eropa ke negeri itu.
Namun pada 1760-an terjadi wabah kepalaran, gempa bumi, dan berbagai
pemberontakan. Gerakan penentang shogun pun semakin banyak. Sejumlah pedagang
Belanda adalah satu-satunya kelompok asing yang diizinkan mengunjungi Jepang.
Mereka diperlakukan dengan hina. Namun karena perdagangan di sana menghasilkan
banyak keuntungan, orang Belanda menerima saja penghinaan itu.
Asia Tenggara
Di Asia Tenggara, tidak ada larangan seperti di
Jepang. Para pedagang rempah-rempah dari Arab dan Eropa telah mengunjungi
kawasan ini sejak Abad Pertengahan. Kemudian orang Eropa mendirikan sejumlah
pos perdagangan. Orang Belanda menguasai Asia Tenggara, menduduki Jawa, dan
mendirikan pos dagang di banyak pulau di Hindia Timur Belanda (kini Indonesia).
Beberapa negara yang dikuasai kaum Muslim di Hindia Timur bersahabat atau
dikuasai oleh Belanda.
Selama abad ke-18, kawasan dagang ini berubah menjadi
pertempuran politik. Inggris semakin berminat terhadap kawasan ini. Pada tahun
1762, mereka memaksa Spanyol menyerahkan monopoli mereka atas jalur laut menuju
Amerika Latin. Pada tahun 1786, mereka menguasai Penang di Malaya. Kemudian
pada tahun 1795, mereka merebut pelabuhan Malaka dari tangan Belanda.
Selama Perang Napoleon, Inggris menduduki Batavia
(Jakarta), pusat pemerintahan Belanda di Jawa. Namun, mereka mengembalikannya
setelah Belanda mengakui kekuasaan mereka atas Malaya. Pada tahun 1819, Sir
Thomas Stamford Raffles (1781-1826) mendirikan Singapura sebagai pelabuhan
bebas, dan memberikan hak istimewa kepada para pedagangnya sendiri. Daerah ini
menjadi tempat persinggahan penting bagi perdagangan dengan Cina, dan dengan
cepat menjadi pusat perdagangan utama di kawasan ini. Barang-barang dari
Inggris dan India dibawa ke timur, sementara barang-barang dari Cina dan Hindia
Timur dikirimkan ke Barat.
Perang Lokal
Negara-negara Eropa terlibat dalam peperangan di
antara negara-negara Asia Tenggara. Mereka menggunakan konflik lokal untuk
menyelesaikan perselisihan di antara orang Eropa sendiri. Orang Inggris,
Prancis, dan Belanda beberapa kali bentrok di Siam (sekarang Thailand),
sekalipun Siam sendiri tetap merdeka. Antara tahun 1824 hingga 1826, pecah
Perang Inggris-Burma setelah Burma mendukung musuh-musuh Inggris yang tinggal
di tanah Bengal yang dikuasai Inggris. Orang Eropa perlahan membuat berbagai
daerah di Asia Tenggara bergantung pada mereka. Pada tahun 1820, orang Eropa
memiliki pijakan kuat di Asia Tenggara.
0 komentar:
Post a Comment