Friday, December 21, 2012

Kemunduran Kekaisaran Ottoman


Setelah pemerintahan Suleiman yang Agung. Kekaisaran Ottoman berangsur mengalami kemunduran. Meski demikian, imperium ini bertahan hingga tahun 1923.
Pada tahun 1565, Suleiman yang Agung memutuskan menyerang Malta, yang dikuasai oleh Ksatria Perang Salib Santo Yohannes. Kendati pasukan Turki berjumlah jauh lebih besar, penyerbuan itu gagal dan mereka terpaksa mundur beberapa bulan kemudian. Suleiman wafat pada 1566. Di tahun 1571, ketika Ottoman berusaha menyerang Siprus yang dikuasai oleh orang Venesia, pasukan penyerbu mereka dihancurkan oleh armada gabungan Venesia, Spanyol, dan Negara Kepausan di Lepanto, lepas pantai Yunani. Pada tahun 1602, pecah perang panjang dan berbiaya besar dengan Kerajaan Safavid Persia, tanpa menghasilkan apapun. Wabah penyakit dan krisis  ekonomi melanda Istanbul. Jalur perdagangan menguntungkan yang menghubungkan Asia, Afrika, dan Eropa menjadi sepi menyusul dibukanya jalur baru yang mengitari Afrika dan jalur darat melalui Siberia.
Kemunduran Kekaisaran
Perang Tiga Puluh Tahun di Eropa memberikan kedamaian bagi Kekaisaran Ottoman. Namun ketika pada 1656 mereka ingin menyerbu Kreta, orang Venesia menutup Dardanella (jalur laut sempit dari Laut Mediterania ke Laut Hitam), sehingga mengancam Istanbul sendiri. Keadaan ini menimbulkan kepanikan. Sang sultan, Ibrahim, digulingkan oleh para perwira tentara. Seorang vizier agung (perdana menteri) yang baru, Mehmed Kuprili, mengambil alih kekuasaan. Ia memperbaharui perekonomian dan pasukan. Ia membentuk kembali kejayaan Ottoman.
Vizier berikutnya, Kara Mustafa, menyerang Wina yang dikuasai Dinasti Habsburg untuk kedua kalinya pada tahun 1683. Pasukan Habsburg di Wina bertahan selama dua bulan sampai pasukan Jerman dan Polandia tiba dan mengalahkan pasukan Turki. Orang Austria kemudian menyerbu Hongaria, sementara orang Venesia merebut sebagian Yunani, orang Rusia mengancam Azov di Ukraina. Vizier lainnya, Mustafa Kuprili, berkuasa pada tahun 1690. Ia berusaha mengusir orang Austria, tetapi terbunuh pada tahun 1691. Selama 1690-an, Ottoman kehilangan Hongaria dan Azov. Wilayah mereka di Eropa selamat karena Austria sedang berperang dengan Prancis.
Kekaisaran Menyusut
Pada periode 1710-1720, orang Ottoman merebut kembali Azov dan Yunani, tetapi kehilangan Serbia dan sebagian Armenia. Selain itu, mereka kehilangan kekuasaan atas sebagian besar wilayah Afrika utara, diantaranya Aljazair. Tunisia, dan Libya. Kendati resmi negara-negara itu masih menjadi bagian Ottoman, kenyataannya mereka telah menjadi negara merdeka. Pada tahun 1736, Rusia kembali menyerang. Kemudian di tahun 1783, mereka merebut Crimea dan sebagian besar Ukraina. Orang Ottoman tidak lagi menguasai Laut Hitam. Di Anatolia, para pemimpin lokal memberontak. Di Istanbul, rakyat mulai mengkhawatirkan masa depan mereka.
Kekaisaran Ottoman masih kuat, tetapi perdagangan dan kemakmuran mereka telah merosot tajam. Kemajuan pada masa awal kekaisaran di bidang agama, kesenian, dan sosial mulai mengendur. Satu-satunya sahabat Ottoman, orang Moghul, juga mengalami kemerosotan, sedangkan orang Eropa mengalami kemajuan pesat. Namun demikian, Kekaisaran Ottoman belum berakhir.

0 komentar:

Post a Comment