Setelah pemerintahan Suleiman yang Agung. Kekaisaran
Ottoman berangsur mengalami kemunduran. Meski demikian, imperium ini bertahan
hingga tahun 1923.
Pada tahun 1565, Suleiman yang Agung memutuskan
menyerang Malta, yang dikuasai oleh Ksatria Perang Salib Santo Yohannes.
Kendati pasukan Turki berjumlah jauh lebih besar, penyerbuan itu gagal dan
mereka terpaksa mundur beberapa bulan kemudian. Suleiman wafat pada 1566. Di
tahun 1571, ketika Ottoman berusaha menyerang Siprus yang dikuasai oleh orang
Venesia, pasukan penyerbu mereka dihancurkan oleh armada gabungan Venesia,
Spanyol, dan Negara Kepausan di Lepanto, lepas pantai Yunani. Pada tahun 1602,
pecah perang panjang dan berbiaya besar dengan Kerajaan Safavid Persia, tanpa
menghasilkan apapun. Wabah penyakit dan krisis
ekonomi melanda Istanbul. Jalur perdagangan menguntungkan yang
menghubungkan Asia, Afrika, dan Eropa menjadi sepi menyusul dibukanya jalur
baru yang mengitari Afrika dan jalur darat melalui Siberia.
Kemunduran
Kekaisaran
Perang Tiga Puluh Tahun di Eropa memberikan
kedamaian bagi Kekaisaran Ottoman. Namun ketika pada 1656 mereka ingin menyerbu
Kreta, orang Venesia menutup Dardanella (jalur laut sempit dari Laut
Mediterania ke Laut Hitam), sehingga mengancam Istanbul sendiri. Keadaan ini
menimbulkan kepanikan. Sang sultan, Ibrahim, digulingkan oleh para perwira
tentara. Seorang vizier agung (perdana menteri) yang baru, Mehmed
Kuprili, mengambil alih kekuasaan. Ia memperbaharui perekonomian dan pasukan.
Ia membentuk kembali kejayaan Ottoman.
Vizier berikutnya,
Kara Mustafa, menyerang Wina yang dikuasai Dinasti Habsburg untuk kedua kalinya
pada tahun 1683. Pasukan Habsburg di Wina bertahan selama dua bulan sampai
pasukan Jerman dan Polandia tiba dan mengalahkan pasukan Turki. Orang Austria
kemudian menyerbu Hongaria, sementara orang Venesia merebut sebagian Yunani,
orang Rusia mengancam Azov di Ukraina. Vizier lainnya, Mustafa Kuprili,
berkuasa pada tahun 1690. Ia berusaha mengusir orang Austria, tetapi terbunuh
pada tahun 1691. Selama 1690-an, Ottoman kehilangan Hongaria dan Azov. Wilayah
mereka di Eropa selamat karena Austria sedang berperang dengan Prancis.
Kekaisaran
Menyusut
Pada periode 1710-1720, orang Ottoman merebut
kembali Azov dan Yunani, tetapi kehilangan Serbia dan sebagian Armenia. Selain
itu, mereka kehilangan kekuasaan atas sebagian besar wilayah Afrika utara,
diantaranya Aljazair.
Tunisia, dan Libya. Kendati resmi negara-negara itu masih menjadi bagian
Ottoman, kenyataannya mereka telah menjadi negara merdeka. Pada tahun 1736,
Rusia kembali menyerang. Kemudian di tahun 1783, mereka merebut Crimea dan
sebagian besar Ukraina. Orang Ottoman tidak lagi menguasai Laut Hitam. Di
Anatolia, para pemimpin lokal memberontak. Di Istanbul, rakyat mulai mengkhawatirkan
masa depan mereka.
Kekaisaran Ottoman
masih kuat, tetapi perdagangan dan kemakmuran mereka telah merosot tajam.
Kemajuan pada masa awal kekaisaran di bidang agama, kesenian, dan sosial mulai
mengendur. Satu-satunya sahabat Ottoman, orang Moghul, juga mengalami
kemerosotan, sedangkan orang Eropa mengalami kemajuan pesat. Namun demikian,
Kekaisaran Ottoman belum berakhir.
0 komentar:
Post a Comment