Friday, February 28, 2014

Sejarah Teori Evolusi

Sepanjang sejarah, banyak upaya dibuat untuk menentukan dengan tepat kapan sesungguhnya dunia dimulai. Sebelum abad ke-20, teknik-teknik modern untuk menentukan tanggal tidak tersedia, sehingga para cendekiawan Barat bergantung pada Alkitab, yang tentu saja, memulainya dengan ulasan Kitab Kejadian mengenai pencintaan bumi. Dengan menghitung mundur dari kelahiran Isa Al-Masih (yang kemudian dikalkulasi sebagai tahun 0), cendekiawan-cendekiawan itu menghitung semua acuan yang menunjukkan rentang waktu dan menentukan bahwa dunia sudah diciptakan pada tahun 4004 SM. Dewasa ini, sebagian besar orang menerima gagasan bahwa dunia memiliki asal-usul yang terjadi 4,5 milyar tahun yang lalu dan merupakan bagian dari sebuah proses evolusi. Mereka yang menganut teori ini dikenal sebagai penganut teori evolusi. Orang yang memercayai Alkitab sebagai kebenaran yang harfiah dikenal sebagai penganut teori penciptaan.
Konsep ‘penciptaan’ dan ‘evolusi’ bertentangan satu sama lain, bukan mengenai masalah apa atau kapan dunia diciptakan, melainkan mengenai kapan dan bagaimana segala sesuatu yang lain diciptakan. Para penganut teori pencipataan dengan bentuk yang persis sama sebagaimana yang kita kenal hari ini dan bahwa mereka selamanya memiliki bentuk yang sama. Para penganut teori evolusi percaya bahwa sebuah spesies mampu berubah dari generasi ke generasi dan bahwa dua spesies yang serupa namun tak sama—singa dan harimau, misalnya—mungkin bisa memiliki nenek moyang yang sama jutaan tahun yang lalu. Gagasan yang terakhir, yang kelihatannya merupakan suatu gagasan yang biasa-biasa dewasa ini, boleh jadi sudah dinyatakan di Yunani sejak dulu kala, misalnya pada abad ke-5 SM. Tetapi, pada abad ke-19 sebuah teori evolusi yang dikembangkan secara penuh masih belum terdengar dan pasti tidak seorang pun mampu membuat rincian-rincian dari teori serupa ini.
Orang pertama yang memformulasikan teori evolusi secara rinci adalah seorang ahli biologi amatir berkebangsaan Inggris bernama Charles Robert Darwin (1809-1882). Sekalipun merupakan pelajar biasa-biasa saja di sekolah, Darwin baru saja lulus dari Cambridge ketika ia menerima kesempatan kerja tanpa dibayar untuk terlibat dalam sebuah ekspedisi penyelidikan mengenai alam selama 5 tahun yang sedang dikerjakan oleh sebuah kapal HMS Beagle. Kapal Beagle ini meninggalkan pelabuhan di Inggris pada bulan Desember 1831 dan kembali pada bulan Oktober 1836. Semasa pelayaran penjang itu, anak buah kapal menyelidiki Amerika Latin, Australia, Selandia Baru, dan pulau-pulau sepanjang rute itu yang tak terhitung banyaknya.
Dalam perjalanan inilah Darwin mulai menyelaraskan dan menyatukan teori evolusinya. Ia mendapati bahwa di pulau-pulau yang sangat jauh dari benua, seperti Kepulauan Galapagos (sebelah barat Amerika Selatan), misalnya, spesies-spesiesnya sangat berbeda satu sama lain dibandingkan jenis yang sama yang ditemukan di tanah daratan. Fakta ini mendorong Darwin untuk mengakui bahwa meskipun mereka betul-betul memiliki nenek moyang yang sama, dengan bergulirnya waktu, lingkungan-lingkungan yang asing telah mengakibatkan spesies-spesies itu berevolusi karena alam ‘menyeleksi’ tanaman-tanaman serta binatang-binatang yang paling selaras dengan lingkungan-lingkungan tertentu. Diperlukan waktu lebih dari 20 tahun bagi Darwin untuk memformulasikan teorinya hingga berbentuk lengkap, namun ketika bukunya yang diberi judul The Origin of Species akhirnya diterbitkan pada tahun 1859, karya tersebut secara mendasar mempengaruhi buku-buku pelajaran termasuk teori-teori biologi karena mengubah sudut pandang manusia mengenai sejarah dunia dan lingkungan di mana mereka menetap.

0 komentar:

Post a Comment