Friday, February 28, 2014

Perang Dunia I

Pembunuhan atas Pangeran Franz Ferdinand, pewaris takhta Kekaisaran Austria-Hongaria, di Sarajevo pada Juni 1914 menjadi pemicu konflik paling berdarah dalam sejarah umat manusia.
Merasa iri dengan perdagangan dan koloni Inggris, Jerman yang telah memiliki angkatan bersenjata terbesar di dunia, juga mulai membangun armada laut. Ambisi Kaisar Wilhelm II (1859-1941) adalah memperoleh lebih banyak koloni di luar negeri. Ambisi dan kebijakan politik luar negerinya yang agresif mengkhawatirkan negara Eropa lain. Beberapa tahun menjelang 1914, Inggris dan Jerman bersaing membangun kapal-kapal angkatan laut yang lebih besar dan lebih baik. Saat itu juga terbentuk persaingan di antara negara-negara Eropa atas perdagangan, koloni, dan kekuatan militer. Kekuatan-kekuatan Eropa kemudian berkelompok membentuk aliansi pertahanan.
Membentuk Aliansi
Sekutu utama adalah Aliansi Bertiga yang terdiri atas Jerman, Italia, dan Austria-Hongaria. Dalam sekutu ini, serangan atas satu negara anggota akan mendorong anggota lainnya bertindak mempertahankan diri. Kebijakan ini bertujuan membatasi setiap gerakan agresif Rusia di kawasan Semenanjung Balkan. Sekutu lainnya adalah Triple Entente, terdiri atas Inggris, Prancis, dan Rusia. Ini bukan sekutu militer, tetapi anggotanya setuju untuk bekerja sama melawan setiap agresi militer Jerman.
Awal Mula Perang
Perang dimulai ketika seorang Serbia, Gavrilo Princip, menembak mati pewaris takhta Kekaisaran Austria-Hongaria, yaitu Pangeran Franz Ferdinand dan istrinya di Sarajevo pada 18 Juni 1914. Peristiwa ini mendorong Austria mendeklarasikan perang atas Serbia pada 18 Juli, tepat sebulan setelah penembakan. Tsar Rusia, Nicholas II, memobilisasi pasukan negaranya untuk mempertahankan Serbia dari Austria-Hongaria. Sebaliknya, Jerman mendeklarasikan perang atas Rusia pada 1 Agustus. Pasukan Rusia dikalahkan Jerman di Tannenberg dalan pertempuran di Danau Masurian. Di selatan, pasukan Austria-Hongaria dikalahkan Rusia pada bulan September.
Perang di Dua Front
Jerman selalu takut pada perang dua front, sehingga mereka menjalankan operasi Schlieffen Plan. Disusun oleh Jenderal Von Schlieffen, rencana ini bertujuan untuk mengalahkan Prancis hanya dalam enam minggu agar Jerman dapat berkonsentrasi melawan Rusia.
Pada tanggal 3 Agustus, Jerman mendeklarasikan perang kepada Prancis, sekutu Rusia. Ketika pasukan Jerman memasuki Belgia yang netral, mereka menghadapi perlawanan gigih dari orang Belgia. Ini memperlambat rencana Jerman. Akibatnya, Prancis memiliki waktu untuk mengatur ulang pasukannya di bawah komando Jenderal Joffre.
Awal Perang di Front Barat
Inggris mengambil peran dalam Treaty of London (1839), berusaha untuk melindungi kenetralan Belgia. Di Belgia, Inggris mendeklarasikan perang kepada Jerman pada 4 Agustus. Inggris mempertahankan Belgia dan mengirim 100.000 Pasukan Ekspedisionari Inggris ke Prancis untuk membantu Prancis memperlambat gerakan Jerman di Mons dan Charleroi.
Meski demikian, dalam menghadapi serangan Jerman yang hebat, Jenderal Joffre mundur sampai ke belakang Sungai Marne. Di sini, pasukan Prancis berhasil menahan pasukan Jerman pada 8 September. Kedua kubu lalu membuat posisi bertahan berupa parit-parit yang digali mulai dari Selat Inggris sampai ke daerah perbatasan Swiss.
Selama perang, Inggris, Prancis, dan Rusia dikenal sebagai Sekutu, atau Kekuatan Sekutu. Jerman, Austria-Hongaria, Turki Ottoman, dan para sekutunya dikenal sebagai Kekuatan Tengah. Kedua kubu berlomba membuat lebih banyak senjata, termasuk gas beracun. Mereka menilai, penggunaan senjata-senjata tersebut akan mempersingkat perang. Nyatanya, perang berlangsung selama 4 tahun dan menjadi konflik paling berdarah dalam sejarah umat manusia. Diperkirakan biaya langsung dari perang ini sekitar 40 milyar poundsterling. Korban manusia pun sangat banyak, keseluruhannya sekitar 30 juta orang, terbunuh atau terluka.
Perang di Darat
Selama Perang Dunia I, pertempuran terjadi di beberapa area. Front Barat antara Jerman dan Prancis utara, dan Front Timur antara Jerman dan Rusia. Juga terdapat pertempuran di laut di Timur Tengah, di mana Kekuatan Sekutu menyerang Kekaisaran Ottoman. Di Afrika, pasukan Inggris dan Prancis menyerang koloni Jerman.
Di Front Barat, pasukan Prancis dan Inggris bersama dengan ribuan pria dari Imperium Inggris, menduduki jaringan parit dalam sejak September 1914. Di hadapan mereka, di seberang lahan beberapa ratus meter yang dikenal sebagai ‘tanah tak bertuan’, terdapat parit-parit yang dikuasai oleh Jerman. Jutaan nyawa melayang dalam pertempuran di Front Barat, termasuk di Ypres, Verdun, dan Somme. Salah satu yang terburuk terjadi di Passchendaele pada 1917. Pertempuran ini berlangsung di tengah hujan yang sangat deras, dan pasukan harus menyeberangi lumpur setinggi pinggang. Dalam 102 hari, gerakan maju Sekutu hanya sekitar 8 kilometer, korban jiwa mencapai 400.000 jiwa.
Selama 4 tahun, pertempuran di Front Barat tidak bergerak lebih dari 32 kilometer ke segala arah. Pertahanan berupa kawat berduri, senapan mesin, dan artileri membuat setiap serangan menjadi sia-sia. Tank, yang pertama kali digunakan pada 1916, dapat menghancurkan kawat berduri tapi belum dapat diandalkan. Pesawat udara lebih bermanfaat, digunakan untuk memata-matai pasukan musuh dan menjatuhkan bom. Front Timur berlokasi di antara Laut Baltik dan Laut Hitam juga memiliki parit-parit perlindungan di mana Rusia menyerah pada September 1914.
Perang Laut
Hanya terdapat dua perang utama di laut selama Perang Dunia I. Pertama terjadi pada 1914 ketika armada Jerman dihancurkan oleh Royal Navy (Angkatan Laut Kerajaan Inggris) di lepas pantai Kepulauan Falkland, sebelah tenggara Amerika Selatan. Pada 1916, pecah Pertempuran Jutland. Baik Inggris maupun Jerman mengklaim sebagai pemenang dalam pertempuran ini meskipun armada Jerman mengalami kerusakan yang lebih parah. Setelah pertempuran itu, 31 Mei 1916, Angkatan Laut Tinggi Jerman meloloskan diri dalam kegelapan dan kembali ke pelabuhannya di Kiel sampai perang berakhir, yaitu ketika Jerman menyerah kepada Sekutu.
Kapal-kapal selam Jerman yang disebut sebagai U-boat, menyerang lokasi perkapalan Inggris di Prancis. U-boat menenggelamkan ratusan kapal laut Sekutu, yang hampir membuat Inggris menyerah. Ketika kapal USS Housatonic tenggelam pada 1917, Amerika Serikat mengumumkan perang terhadap Jerman. Italia, yang awalnya adalah sekutu Jerman, membelot dan beralih membela Sekutu.
Amerika Serikat Memasuki Perang
Kedatangan pasukan Amerika Serikat di Eropa pada 1917 memungkinkan Sekutu melancurkan serangan baru di Front Barat. Pada 1918, Rusia menarik diri dari perang, sehingga pasukan Jerman tidak dibutuhkan lagi di Front Timur. Pada bulan Maret, mereka berhasil menerobos parit dan bergerak menuju Paris. Prancis melakukan serangan balasan pada bulan Juli. Pada bulan Agustus, tank-tank Inggris dapat melintasi garis pertahanan Jerman di Amiens. Ketika Amerika Serikat memasuki Prancis, Jerman menyerah.
Akhir Perang
Pada bulan Oktober, terjadi pertempuran di dekat perbatasan Jerman. Blokade laut Inggris menyebabkan kelaparan di Jerman. Pada 11 Nopember dini hari, Jerman menandatangani pelucutan senjata. Kaisar Wilhelm II turun takhta dan melarikan diri. Pada “pukul sebelas tanggal sebelas bulan sebelas”, Perang Dunia I dinyatakan berakhir. Hampir 10 juta nyawa melayang dan lebih dari 20 juta orang terluka. Keadaan ini menimbulkan perubahan struktur sosial di beberapa negara. Dampaknya, banyak wanita memperoleh lebih banyak persamaan dan kebebasan dibanding sebelum perang. Di banyak tempat, kaum wanita juga memperoleh hak untuk memilih.
Perjanjian Versailles
Perang Dunia I secara resmi berakhir pada Konferensi Damai Paris yang pembahasannya berlangsung antara 1919 hingga 1923. Semua negara yang terlibat dalam perang (kecuali Jerman) bertemu untuk menyusun perjanjian damai, tetapi yang paling dominan adalah Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Italia. Ada lima perjanjian lain yang disusun terpisah.
Isi perjanjian dari Perjanjian Versailles adalah Jerman dihukum atas keterlibatannya dalam Perang Dunia I. Jerman harus membayar kompensasi yang sangat besar kepada Sekutu. Wilayah kekuasaan Jerman dikurangi dan sebanyak 7 juta penduduk dipindahkan dari wilayah kekuasaan Jerman. Setelah itu, Jerman harus menyerahkan seluruh koloninya di luar negeri dan mengurangi pasukannya menjadi hanya 100.000 prajurit. Ekonomi Jerman yang runtuh, mengakibatkan hiperinflasi. Negara-negara lain juga menderita ketika mereka berusaha membayar utang yang dipinjam selama masa perang. Ini memicu timbulnya pergolakan politik dan ekonomi.
Perselisihan lanjutan dipicu oleh perubahan batas wilayah internasional di Eropa menyusul runtuhnya Kekaisaran Jerman, Austria-Hongaria, Rusia, dan Turki Ottoman.
Liga Bangsa-Bangsa
Konferensi Damai Paris juga menghasilkan Liga Bangsa-Bangsa, yang bertujuan menjaga agar dunia tetap aman dengan cara menyelesaikan sengketa lewat diskusi dan perjanjian. Liga ini gagal karena hanya memiliki sedikit kekuasaan setelah Amerika Serikat menolak bergabung dan masih terdapat persaingan di antara 53 negara anggota. Situasi ini memperlemah liga dan mengurangi pengaruhnya, sehingga menjelang akhir 1930-an, hanya sedikit negara yang memedulikannya.

0 komentar:

Post a Comment