Sunday, December 8, 2013

Sejarah Asia Tenggara Abad ke-19

Asia Tenggara didominasi oleh kekuasaan Belanda, Prancis, dan Inggris pada akhir abad ke-19. Para penjajah bertambah kaya berkat keuntungan dari hasil panen yang ditanam oleh penduduk lokal.
Bangsa Eropa yang menjajah Asia Tenggara, mendirikan banyak perkebunan yang memekerjakan para penduduk lokal. Indocina yang meliputi Kamboja, Laos, dan Vietnam merupakan koloni Prancis. Prancis menaklukkan area ini pada abad ke-19 meski menghadapi penolakan dari penduduk lokal. Di Annam, Kaisar Ham Nghi melakukan perang gerilya hingga 1888.
Belanda menguasai Indonesia sejak 1620-an. Proses penaklukkan Indonesia oleh Belanda membutuhkan waktu yang lama. Belanda baru dapat menaklukkan seluruh wilayah Indonesia pada tahun 1900-an. Belanda telah mengambil alih perdagangan Indonesia, dan sejak tahun 1830 juga telah menguasai pertanian. Para buruh tani dipaksa menanam tanaman yang diinginkan oleh Belanda, terutama kopi dan indigo (tanaman penghasil bahan celup warna biru). Sejak tahun 1900, gerakan nasionalisme bertumbuh dalam masyarakat Indonesia. Penduduk Indonesia berusaha meningkatkan pendidikan bagi kaumnya. Mereka juga ingin memperoleh kembali kendali atas bisnis dan perdagangan.
Terjadi ekspansi penduduk Burma (Myanmar) pada akhir abad ke-18. Untuk itu, Inggris menjajah Burma dan wilayah Semenanjung Malaya pada abad ke-19 karena Inggris ingin melindungi India yang dianggap sebagai bagian terpenting dalam Imperium Inggris. Bangsa Burma menolak pemerintahan Inggris sehingga mengakibatkan timbulnya rangkaian perang berdarah antara 1824 dan 1885. Sejak 1886, Inggris berhasil menguasai seluruh Burma dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi India. Ini berlangsung sampai tahun 1937, ketika Burma memisahkan diri dari India dan memperoleh sedikit kemerdekaan.
Di Malaya, situasi lebih tenang karena pemerintahan Inggris dijalankan oleh para sultan lokal. Pada awal abad ke-19, Perusahaan Hindia Timur Inggris telah mendirikan pos-pos dagang. Pada 1826, Singapura, Malaka, Penang, bersatu membentuk Pemukiman Selat Malaka.
Pengaruh Inggris
Tahun-tahun Penting
1813
Monopoli perdagangan Perusahaan Hindia Timur berakhir
1819
Thomas Stamford Raffles (1781-1826) dari Perusahaan Hindia Timur Inggris menjadikan Singapura sebagai pelabuhan bebas
1824
Inggris dan Belanda membentuk perjanjian untuk melindungi kepentingan mereka
1859
Angkatan laut Prancis menguasai benteng di Saigon
1867
Singapura dan Pemukiman Selat Malaka menjadi bagian dari koloni ratu (Inggris)
1877
Kew Gandens, London, menanam benih tanaman karet dari Brazil
1884-1885
Perang Cina-Prancis
1885
Perjanjian Tientsin di mana Cina mengakui kekuasaan Prancis atas Annam dan Tonkin
1886
Inggris menduduki Burma Atas
1887
Vietnam, Kamboja, dan Laos membentuk Uni Indocina
1898
Amerika Serikat merebut Filipina dari tangan Spanyol
Pada tahun-tahun selanjutnya, Inggris yang menguasai beberapa negara bagian lain di Semenanjung Malaya membentuk Negara Federasi Malaya pada 1896, dengan ibukota Kuala Lumpur. Permintaan pasar akan karet bertumbuh cepat pada abad ke-19, sementara pasokan hanya berasal dari Amerika Latin. Benih-benih pohon karet dari Brazil dibawa ke Kew Gardens, London, untuk disemaikan. Pada 1877, sebanyak 2.000 semaian tanaman diangkut dengan kapal dan didistribusikan ke sejumlah negara seperti Ceylon, Malaysia, dan Indonesia di mana tanaman ini bertumbuh subur.
Sejak 1880-an, para insinyur, tim survei, dan arsitek Inggris membantu membangun jaringan kereta api, jalan, jembatan, pabrik, dan pembentukan pemerintahan di Asia Tenggara. Mereka mendapatkan pengalaman dari Revolusi Industri yang terjadi di Inggris. Perbankan dan investasi dikembangkan untuk mendanai imperium dalam usaha perdagangan bahan mentah dari koloni-koloni untuk diolah menjadi barang manufaktur buatan sendiri.
Inggris juga mengembangkan cara meningkatkan teknik untuk penambangan besar timah dan logam berharga lainnya yang ditemukan di Malaya dan negara lain. Menjelang akhir abad ke-19, banyak pendatang tinggal dan bekerja di Asia Tenggara sebagai pedagang, tentara, insinyur, diplomat, atau penyelenggara pemerintahan.

0 komentar:

Post a Comment