Setiap negara pasti memiliki seorang atau sekumpulan
pahlawan nasional. Dalam beberapa kasus, sang pahlawan muncul karena alasan
keberanian. Begitu pula halnya dengan Perancis dan Vercingetorix (baca:
vur-sinje-turiks) (?-45? SM), raja suku Averni, dan pemimpin semua orang Gaul
dalam melawan kekuasaan Romawi.
Sekitar tahun 58 SM, Julius Caesar (100-44 SM)
memimpin legiun Romawi memasuki Jerman dan Gaul (sekarang Perancis). Sebagai
seorang pemimpin militer yang brilian, Caesar mengalahkan musuh-musuhnya dengan
strategi yang cerdas, keberanian untuk mengambil risiko, dan kesetiaan
pasukannya. Meskipun Gaul terdiri dari berbagai suku, Vercingetorix berhasil
membujuk sebagian besar suku-suku bergabung bersamanya untuk melawan Caesar.
Sebagai memimpin yang karismatik, Vercingetorix tahu bahwa ia memiliki
kesempatan untuk mengalahkan Caesar asal ia bisa mendisiplinkan dan
mengendalikan pasukannya. Terkenal akan keberanian dan rasa percaya diri yang
tinggi, para prajurit Gallic sudah tidak sabar dengan perang yang panjang.
Orang Gaul memenangkan pertempuran pertama. Mereka
berhasil mempertahankan benteng Gergovia dari sebuah serangan Romawi. Ketika
kedua pasukan berhadapan di sebuah medan terbuka, pasukan berkuda Gallic panic
dengan kemunculan pasukan berkuda Jerman yang disewa Caesar dan dibawa
menyeberangi Sungai Rhein. Vercingetorix membawa pasukannya (70.000 orang) yang
patah arang ke benteng Alesia, di dekat tempat yang sekarang adalah Dijon,
Perancis.
Caesar mengejar mereka dengan membawa 50.000 hingga
60.000 prajurit Romawi. Ia menyadari bahwa menaklukkan sebuah pertahanan akan
sangat memakan biaya. Ia memerintahkan pasukannya (yang selalu membawa alat
pendobrak, pengungkit, dan pedang) untuk membangun tembok mengelilingi kota dengan
tujuan untuk membuat prajurit Vercingetorix kelaparan. Ketika Caesar mendengar
bahwa sebuah pasukan pembebas sedang direkrut di seluruh Gaul, ia memerintahkan
anak buahnya untuk membangun tembok kedua yang mengelilingi tembok pertama.
Jari-jari tembok bagian dalam ini panjangnya adalah 17 kilometer, sementara jari-jari
lingkaran tembok luar panjangnya 22 kilometer. Ketika pasukan pembebas yang
berjumlah besar (beberapa sejarawan memperkirakan sekitar 250.000 prajurit)
tiba, mereka mendapati pasukan Romawi aman terlindung di antara dua tembok
perlindungan itu.
Orang Gaul menyerang pasukan Romawi dari dua sisi.
Vercingetorix melakukan serangan membabi buta ke arah tembok bagian dalam
sementara pasukan pembebas menyerang dari arah luar tembok. Tiga kali pihak
Gaul berusaha menghancurkan tembok Romawi dan gagal. Pasukan pembebas yang
terdiri dari petani, bukannya prajurit, terpecah dan tercerai-berai.
Vercingetorix menyerahkan diri kepada Caesar dan
dibawa ke Roma yang kemudian dihukum mati. Romawi menguasai Gaul selama 300
tahun berikutnya. Sekarang ini Perancis dianggap sebagai salah satu bahasa
“Romawi”, sebuah penghormatan terhadap pengaruh Romawi.
0 komentar:
Post a Comment