Bangsa Parthia adalah suku pengembara Asia yang
hijrah ke selatan menuju Persia sekitar 1000 SM. Suku Parni bergabung sekitar
tahun 300 SM, kemudian menjadi penguasa mereka.
Orang Parthia dan Parni tinggal di utara Iran di bawah
pemerintahan bangsa Persia, kemudian di bawah kaum Seleukid Yunani. Pemimpin
Parni selanjutnya menjadi Gebernur Seleukid di Parthia. Pada tahun 238 SM, ia
menyatakan kemerdekaan dan menyatakan dirinya menjadi raja tertinggi di antara
para kepala suku di wilayah itu. Orang Parthia melakukan kebiasaan lokal untuk
banyak hal yang diserap dari kebiasaan bangsa Yunani, Persia, dan Babilonia.
Mereka tidak menciptakannya sendiri. Seiring waktu, mereka lebih banyak
mengikuti adat istiadat Persia. Parthia menjadi semakin makmur berkat
perdagangan Jalur Sutera dari Cina.
Kebangkitan
dan Keruntuhan Bangsa Parthia
Pemimpin terbesar bangsa Parthia adalah dua orang
bersaudara. Keduanya dipanggil Mithradates. Sedikit sekali yang diketahui
tentang Parthia, kecuali bahwa orang Parthia menaklukkan Babilonia dan Baktria
(Afghanistan) dan bersahabat dengan Cina Dinasti Han. Mereka secara teratur
berperang dengan bangsa Romawi serta menghentikan perluasan wilayah Romawi ke
timur. Tentara mereka kuat dan terorganisir dengan baik. Terkenal sebagai
prajurit penunggang kuda, mereka dapat melakukan gerakan kilat dengan menerobos
hujan anak panah dalam peperangan. Dengan cepat, mereka mampu mengatasi semua
perlawanan bersenjata.
Kebangkitan
Orang Sasanid
Peperangan panjang antara orang Parthia dan bangsa
Romawi menimbulkan kerugian besar dan menguras kekuatan. Setelah menguasai
Persia selama 450 tahun, orang Parthia menjadi lemah. Situasi ini memungkinkan
seorang raja lokal bernama Ardashir menggulingkan kekuasaan orang Parthia pada
tahun 225 M. Ardashir kemudian membangun dinasti Persia yang baru, Sasanid. Ia
menjadikan agama Parsee (Zoroastrianisme) sebagai agama bangsa Persia. Ini
merupakan sebuah pemikiran baru, yang kemudian ditiru oleh Konstantinus dari
Romawi. Raja Ardashir membawa orang Persia ke masa keemasan baru.
Tahun-tahun Penting
|
|
238
SM
|
Arsaces
I dari Parthia memproklamasikan kemerdekaan dari kekuasaan orang Seleukid
|
141
SM
|
Mithradates
menyerbu Mesopotamia
|
53
SM
|
Orang
Parthia menghancurkan tentara Romawi di Suriah
|
225
M
|
Orang
Sasanid menyingkirkan orang Parthia
|
240-272
M
|
Shapur
I dari Sasanid Persia berada pada puncak kejayaan
|
480-an
|
Bangsa
Hun menyerang Persia timur
|
616
|
Khosru
II menaklukkan Mesir
|
637
|
Persia
jatuh ke tangan orang Arab Muslim
|
Masa
Kejayaan Bangsa Sasanid
Para shah (raja) Sasanid menjalankan tradisi lama
Persia kuno dengan tekun. Mereka juga ingin merebut kembali negeri yang pernah
dikuasai Darius I sebelum direbut oleh Alexander yang Agung. Istana mereka di
Ctesiphon (dekat Babilonia) menjadi pusat kebudayaan. Kekaisaran kaya ini
menjadi saingan utama Romawi. Shapur I merupakan penguasa Sasanid yang
terkenal. Ia memerangi orang Romawi. Bahkan, ia menawan dan membunuh Kaisar
Valerianus dari Romawi. Shapur menaklukkan Armenia, Suriah, Baktria, dan
Sogdiana (Afghanistan), serta Lembah Sungai Indus. Di dalam negeri, Shapur
mendukung kebudayaan yang mengembangkan Persia menjadi pusat agama Zoroaster.
Pada tahun 480 M, Persia dilanda pemberontakan keagamaan dan serangan
gerombolan bangsa Hun dari Mongolia. Setelah berhasil mengatasi masalah ini,
Shah Khosru II menaklukkan Mesir dan Byzantium. Namun, ia tewas terbunuh.
Perang saudara pun pecah dan Persia melemah. Dinasti Sasanid Persia runtuh
ketika orang Arab Muslim menaklukkan wilayahnya pada tahun 637, dan akhirnya
mendorong orang Persia untuk memeluk agama Islam.
0 komentar:
Post a Comment