Thursday, July 5, 2012

Kekaisaran Romawi

Setelah kematian Julius Caesar pada tahun 44 SM, bangsa Romawi memilih kediktatoran daripada menghadapi kekacauan. Octavianus, penggantinya, perlahan meraih kekuasaan, dan menjadi kaisar pertama.
Octavianus adalah keponakan Caesar. Sebagai politisi hebat, ia mengajukan dirinya untuk dipilih sebagai konsul (presiden). Ia menyebut dirinya princeps (‘warga utama’), bukan raja. Ketika berganti nama menjadi Augustus (‘yang menerapkan’), ia menyusun kembali pemerintahan dan kekaisaran serta menciptakan kedamaian. Di bawah kekuasaannya, perdagangan Romawi berkembang hingga ke Afrika timur, India, dan Cina. Kota, jalanan, dan wilayah kekaisaran menjadi semakin besar.
Para Kaisar Romawi
Para kaisar lebih bergantung kepada tentara daripada penduduk Romawi untuk memperoleh dukungan. Kaum patricia tidak lagi memiliki pengaruh besar. Banyak di antaranya berpindah ke daerah pedesaan yang subur maupun ke provinsi yang jauh. Sebagian besar kaisar Romawi menunjuk para pengganti. Beberapa yang tidak popular atau controversial digulingkan oleh pihak militer. Dalam tempo setahun (68-69 M) terdapat empat kaisar yang disingkirkan. Sejak tahun 100 M, Roma diperintah oleh empat kaisar kuat, yaitu Trajan, Hadrian, Antininus, dan Marcus Aurelius, kendati sebagian dari mereka sebenarnya bukan orang Romawi. Pada tahun 117 M, kekaisaran berkembang terlalu besar, dan prajurit Romawi tidak cukup lagi dibayar dengan barang jarahan, budak, dan tanah dari wilayah taklukkan. Beban Roma pun semakin berat.
Kekaisaran Romaiwi
Daerah taklukkan Romawi terakhir, seabad setelah pemerintahan Augustus, meliputi Inggris, Suriah, Palestina, dan Mesir. Bangsa Yahudi sulit dikalahkan, sementara bangsa Parthia tidak terkalahkan. Namun, kebanyakan penduduk yang ditaklukkan dapat beradaptasi dengan
Tahun-tahun Penting
509 SM
Republik Romawi didirikan
496 SM
Bangsa Romawi mengalahkan bangsa Latin dalam pertempuran di Danau Regillus.
493 SM
Persekutuan Romawi-Latin membentuk Liga Latin, yang memerangi bangsa Etruscan.
390 SM
Kota Roma dijarah oleh bangsa Celtik
306 SM
Bangsa Romawi mengalahkan bangsa Etruscan
300-an SM
Ekspansi bangsa Romawi untuk mengausai Italia
264-202 SM
Perang Punik dan jatuhnya Kartago
146 SM
Bangsa Romawi merebut Yunani
50-an SM
Caesar menaklukkan Gaul (Perancis)
49-31 SM
Perang saudara di antara para jenderal yang saling bersaing
27 SM
Octavianus; berakhirnya republik, berkembangnya kekaisaran
160 M
Wabah penyakit dan krisis membuat jumlah penduduk dan perdagangan merosot
212 M
Kewarganegaraan Romawi diberikan kepada seluruh penduduk kekaisaran
286 M
Diocletianus membagi dan menyusun kembali kekaisaran
324 M
Konstantinopel didirikan
370 M
Bangsa barbar menyerang kekaisaran
410 M
Bangsa Visigoth menjarah Roma. Ini mengakibatkan kemerosotan kota Roma dengan cepat
476 M
Jatuhnya kaisar terakhir, Romulus Augustus
penguasanya. Penduduk Gaul, Afrika utara, Suriah, Inggris, dan Hongaria mengadopsi cara hidup dan menganggap diri mereka sebagai warga Romawi. Mengatur sebuah kekaisaran raksasa ternyata sangat sulit. Kekaisaran Romawi sendiri dipersatukan oleh ikatan dagang, bukan ikatan keagamaan ataupun kesukuan. Penduduk di provinsi-provinsi diizinkan mengatur diri sendiri sepanjang mematuhi aturan yang diterapkan oleh bangsa Romawi.
Tentara Romawi
Para prajurit memasuki ketentaraan untuk memperoleh jabatan, tanah atau kekuasaan, khususnya jika mereka bukan orang Romawi. Ini berarti, para prajurit yang mendominasi kekaisaran dan wilayah jajahan menjadi pemilik tanah dan menjadi kelas penguasa. Tentara Romawi kerap menyewa bangsa barbar sebagai tentara bayaran. Legiun Romawi bertempur sampai ke tempat-tempat jauh seperti Skotlandia, Maroko, dan Arabia. Berbagai jalan, benteng, dan dinding pembatas dibangun untuk mejaga keamanan. Anggota legiun Romawi yang bersenjata lengkap meliputi seorang centurion (perwira) dengan sebuah ballista (ketapel), seorang legiuner (prajurit), dan seorang pembawa panji.
Markas tetap tentara Romawi mirip sebuah kota kecil dengan berbagai pelayanan dan diperlukan untuk mendukung sebuah legiun. Para prajurit tinggal jauh dari tanah asal yang berada di bagian lain kekaisaran. Pangkalan militer seperti ini biasanya berada di wilayah yang paling membutuhkan perlindungan permanen.

0 komentar:

Post a Comment