Setelah
pada mulanya menyambut baik orang Eropa, bangsa Jepang mulai melihat bahaya
pengaruh luar negeri. Sementara itu, Dinasti Ming di Cina kehilangan kontrol.
Pada
tahun 1467, pecah perang saudara di antara para penguasa feodal di Jepang.
Kaisar kehilangan sebagian besar kekuasaannya. Bahkan, shogun hanya memiliki
sedikit pengaruh dalam mengelola negeri. Selama lebih dari satu abad, tentara
pribadi yang terdiri atas para samurai saling bertempur untuk memperebutkan
kekuasaan di Jepang. Selama perang saudara ini, beberapa orang Eropa mulai
mengunjungi Jepang. Bangsa Eropa pertama yang tiba adalah para pelaut Portugis
pada tahun 1542. Tujuh tahun kemudian, seorang misionaris Yesuit berkebangsaan
Spanyol, Fransiscus Xaverius, mulai merintis penyebaran agama Kristen di
Jepang. Para pedagang dan misionaris lain kemudian mengikutinya. Pada mulanya,
mereka disambut baik.
Selain
membawa agama baru ke Jepang, orang Eropa juga membawa senjata api. Beberapa
orang samurai memandang rendah benda ini kerena dianggap sebagai senjata orang
pengecut. Namun, samurai lainnya melihat keunggulan senjata ini di medan
tempur. Dalam Pertempuran Nagashino pada tahun 1575, Oda Nobunaga
mempersenjatai ke-3000 anak buahnya denag musket (senapan) yang dibeli dari
orang Portugis. Mereka mengalahkan pasukan berkuda samurai yang jumlahnya lebih
besar, yang bersenjatakan senjata trdisional, sehingga ia dapat merebut Kyoto,
ibukota Jepang, pada 1568. Peristiwa ini merupakan titik balik dalam sejarah
Jepang. Ini adalah awal zaman modern di mana pengaruh bangsa Eropa memainkan
peran. Orang Jepang berusaha mengandalikan pengaruh itu, melarang penyebaran
agama Kristen dan para pedagang asing. Namun, bangsa Eropa memihak beberapa
bangsawan di selatan Jepang, di mana barang-barang dan pemikiran orang Eropa
diterima.
Perebutan
Kekuasaan dan Perang Saudara
Nobunaga
terluka, kemudian melakukan bunuh diri. Namun, upayanya diteruskan oleh
Hideyoshi, yang menjadi kampaku atau
menteri kepala kekaisaran pada tahun 1585. Hideyoshi berencana membangun sebuah
imperium Jepang besar yang juga mencakup Cina. Ia menyerang Korea pada tahun
1592 dan 1597. Namun, serangannya gagal. Ia meninggal dunia di Korea. Hideyoshi
telah menunjuk Tokugawa Ieyasu sebagai wali anaknya, tetapi terjadi perebutan
kekuasaan. Ieyasu mengalahkan para saingannya dalam pertempuran di Sekigahara
pada tahun 1600. Ia menjadi shogun pertama dari Dinasti Tokugawa pada tahun
1603. Hideyoshi dan Ieyasu memegang kekuasaan terpusat yang kuat dan
perdagangan di Jepang. Mereka melarang orang asing dan agama Kristen hidup di
Jepang. Ia juga melarang warganya pergi ke luar negeri.
Tahun-tahun
Penting
|
|
1520
|
Pedagang Portugis
pertama tiba di Cina
|
1542
|
Serangan bangsa
Mongol ke Cina
|
1548
|
Misi Yesuit pertama
ke Jepang
|
1568
|
Nobunaga merebut
Kyoto dan Jepang tengah
|
1582
|
Korupsi merajalela di
masa Dinasti Ming
|
1590
|
Hideyoshi menguasai
bagian utara dan timur Jepang
|
1592-1598
|
Jepang menyerang
Korea
|
1641
|
Pemberontak merebut
sebagian besar Cina
|
1644
|
Orang Manchu
menguasai Beijing; Dinasti Ming runtuh
|
Kemunduran
Dinasti Ming
Pada
tahun 1500, Dinasti Ming melemah. Kaisar melarang kapal-kapal Cina berlayar ke
luar perairan pantai negeri itu, tetapi mengizinkan kapal-kapal asing untuk
mengunjungi Cina. Para perompak Jepang juga menyerang daerah pantai, membuat
perairan itu berbahaya bagi pelayaran. Sejak tahun 1517, para pedagang Eropa
tiba di Cina. Pada tahun 1557, orang Portugis diizinkan tinggal di Makao.
Beberapa imam Yesuit diizinkan ke Beijing.
Setelah
mengalahkan serangan bangsa Mongol serta serbuan Jepang di Korea, Cina
mengalami banyak masalah. Wabah kelaparan, kenaikan pajak, dan korupsi
menimbulkan kekacauan. Pada 1641, para pemberontak mengambil alih sebagian
Cina. Pada tahun 1644, orang Manchu dari utara didatangkan untuk menghalau para
pemberontak di Beijing. Namun, orang Manchu memanfaatkan kesempatan ini dengan
mengambil alih kekuasaan dan mendirikan Dinasti Qing.
0 komentar:
Post a Comment