Dinasti
Stuart berasal dari Skotlandia. Di Inggris, mereka menghadapi keadaan politik
rumit yang menyebabkan perang saudara enam tahun dan kejatuhan seorang raja.
Ratu
Elizabeth I, penguasa Tudor terakhir dari Inggris, wafat pada tahun 1603 tanpa
seorang pewaris. James VI dari Skotlandia, putra Ratu Mary dari Skotlandia,
menggantikannya sebagai Raja James I dari Inggris. James adalah keturunan dari
saudari Henry VII dan bibi Elizabeth, Margaret Tudor, yang menikahi Raja
Skotlandia, James IV pada tahun 1503. Keluarganya, Stuart, telah memerintah
Skotlandia selama lebih dari 200 tahun.
Inggris
dan Skotlandia kini memiliki raja yang sama. Namun, mereka tetap merupakan
negara yang terpisah. James bercita-cita menyatukan keduanya, tetapi banyak
orang Inggris dan Skotlandia yang menentang hal itu. Ia berusaha mendamaikan
kaum Katolik, Anglikan, dan Puritan. Kaum Puritan adalah pengikut aliran
Protestan ekstrem yang ingin menghilangkan perayaan dan musik gereja, para
uskup, pejabat gereja, dan tradisi “kepausan” lainnya. James memicu kemarahan
mereka karena mengikuti kemauan mereka. Namun, James memerintahkan terjemahan
baru Alkitab, yaitu Alkitab Raja James untuk menyatukan orang Kristen.
James
si Pemboros
James
berdamai dengan Spanyol yang Katolik untuk mengurangi ketegangan antara orang
Katolik dan Protestan di Eropa. Inggris merasakan perdamian selama 20 tahun.
Namun pada tahun 1624, James terjerumus dalam Perang Tiga Puluh Tahun di
Jerman. Ia mendukung pihak Katolik karena menatunya, Friedrich, adalah seorang
Pangeran Jerman. James terbelit utang besar. Biaya untuk mengelola Inggris
meningkat dan James sendiri hidup boros. Ia menilai Parlemen seharusnya
mematuhinya dan memberikannya apapun keinginannya. Namun, Parlemen dan para
menteri telah menjadi semakin kuat pada masa pemerintahan Dinasti Tudor. James
kehilangan dukungan parlemen ketika tuntutannya untuk memperoleh lebih banyak
uang ditolak.
Charles
I
James
I berusaha menyenangkan semua pihak. Ia tidak populer di Inggris karena membuat
berbagai kesalahan, juga karena ia seorang Skotlandia sementara istrinya yang
berasal dari Denmark, Anne, adalah penganut Katolik. Keyakinannya mengenai
hak-hak raja juga tidak disenangi. Saat ia wafat pada tahun 1625, anaknya
Charles menjadi raja dan mewaris ketidakpopulernya.
Tahun-tahun
Penting
|
|
1603
|
James I menjadi Raja
Inggris
|
1605
|
Rencana Komplotan
Bubuk Mesiu untuk meledakkan gedung Parlemen gagal
|
1608
|
James berselisih
dengan parlemen mengenai masalah keuangan
|
1621
|
James kembali
berselisih dengan parlemen
|
1625
|
Charles I menjadi
Raja Inggris
|
1629
|
Charles membubarkan
parlemen
|
1637
|
Istana Charles
terpecah setelah terjadi suatu krisis
|
1640
|
Charles memanggil
parlemen kembali yang diikuti oleh bentrokan
|
1642
|
Perang Saudara
Inggris dimulai
|
1649
|
Charles I dihukum
mati oleh para pendukung parlemen
|
Charles
I juga tidak menyukai campur tangan Parlemen. Ia juga menangani sejumlah
situasi dengan buruk. Orang mulai berpihak, mendukung raja atau parlemen.
Kondisi ini memicu perseteruan antara pemikiran tradisional dan modern. Ketika,
di 1629, parlemen menolak memberikan lebih banyak uang kepada Charles dan tidak
membiarkannya memerintah sesuka hati, Charles membubarkan Parlemen.
Charles memerintah tanpa Parlemen selama 11 tahun,
tetapi istana dan menterinya terpecah belah dalam banyak hal penting. Charles
juga membuat marah orang Skotlandia, yang menganggap Charles menjadi terlalu
Inggris, dan kehilangan dukungan mereka. Parlemen, yang dipanggil kembali pada
1640, lalu bersatu menentangnya. Mereka berusaha membatasi kekuasaan Charles
dan menindas para pendukungnya. Pada 1642, Charles berusaha menangkap lima
pimpinan Parlemen. Namun, parlemen, termasuk kaum bangsawan, menentangnya.
Charles
meninggalkan London dan membentuk pasukan. Ia akhirnya dikalahkan dan
meyerahkan kekuasaan kepada parlemen. Ia meloloskan diri dan melanjutkan Perang
Saudara, tetapi ditangkap kembali, dipenjarakan, dan dihukum mati pada tahun
1649. Selama 12 tahun, selama Revolusi Inggris dan Perang Saudara, Inggris
tidak memiliki raja.
0 komentar:
Post a Comment