Periode
sejarah Irlandia menunjukkan terus meningkatnya kekuasaan bangsa asing,
menyusul penyerbuan orang Viking, kemudian orang bangsa Inggris.
Tahun-tahun
Penting
|
|
432
|
St. Patrick
menyebarkan agama Kristen ke Irlandia
|
795
|
Dimulainya serangan
bangsa Viking, penghancuran banyak biara di Irlandia
|
840
|
Orang Viking mulai
bermukim, mendirikan kota-kota dagang di daerah pantai
|
1014
|
Brian Boru, Raja
Munster, mengalahkan bangsa Viking dalam pertempuran di Clontarf
|
1148
|
Richard de Clare
menjadi Earl of Pembroke
|
1166
|
Rory O’Connor menjadi
raja pertama Irlandia sejak tahun 1014
|
1170
|
Bangsa Norman yang
dipimpin oleh Richard de Clare menginvasi Irlandia
|
1171
|
Richard de Clare
menjadi Raja Leinster; Henry II menduduki Irlandia
|
1366
|
Pemberontakan
Irlandia-Norman melawan aturan Inggris yang melarang pemakaian bahasa Gaelik
dan pernikahan campuran
|
1530-an
|
Henry VIII menegakkan
kembali kekuasaan Inggris
|
Irlandia
terutama dihuni oleh bangsa Celtik Gaelik yang meliputi sekitar 150 tuath atau suku. Mereka kerap bertikai
dan berperang. Kondisi ini menjadi penghambat kemakmuran Irlandia. Kemudian,
tahun 432, tibalah tokoh yang mengubah sejarah Irlandia, yaitu St. Patrick. Ia
menjelajahi Irlandia dan berhasil mengkristenkan para kepala suku Irlandia
serta mengkhotbahkan perdamaian. Pada tahun 600, Irlandia telah menjadi pusat
agama Kristen di Eropa. Para biarawan Irlandia menyebarkan agama Kristen ke
seluruh Eropa. Pada tahun795, bangsa Viking menyerbu Irlandia. Selama 40 tahun
berikutnya, mereka menyerang dan menghancurkan banyak biara. Pada tahun 840,
mereka mulai bermukim di Irlandia, mendirikan kota seperti Dublin, Waterford,
Cork, dan Limerick. Dari kota-kota ini, mereka berdagang dan bercampur dengan
penduduk Irlandia serta mengadopsi banyak adat istiadat setempat.
Wilayah Irlandia lainnya masih menjalankan
tradisi Irlandia. Pada saat itu, lima kerajaan terbesar di sana adalah Ulster,
Leinster, Munster, Connaught, dan Mealth. Pada tahun 976, Brian Boru, Raja
Munster, menyerang para tetangganya. Pada tahun 1011, ia menguasai Irlandia.
Namun, ketika ia wafat, para raja local saling berperang untuk memperebutkan
gelar raja tertinggi. Raja tertinggi terakhir yang kuat adalah Turnlough
O’Connor dari Connaught. Setelah kematiaannya pada 1156, dua orang raja saling
bersaing. Salah satu diantaranya, Dermot MacMurrough dari Lienster, meminta
bantuan dari bangsa Norman di Inggris.
Kedatangan
Bangsa Inggris
Earl of Pembroke
atau “Si Panah Kuat” mendukung Dermot MacMurrough dengan imbalan dapat menikahi
putrinya serta mewarisi Leinster. Pada 1170, Si Panah Kuat dan para bangsawan
Norman lainnya menyerang dan merampas tanah Irlandia untuk mereka sendiri.
Tindakan ini membuat khawatir Raja Inggris, Henry II, yang menganggap dirinya
sebagai penguasa Irlandia. Orang Irlandia, yang takut akan terjadi kekacauan
beralih mendukung Henry II, sementara para bangsawan Norman pun mematuhinya.
Seperti bangsa Viking pendahulunya, bangsa Norman juga mengadopsi adat istiadat
orang Irlandia. Namun pada 1366, Lionel, anak Raja Edward III yang memerintah Irlandia,
memerintahkan agar keluarga campuran Irlandia-Norman berhenti berbicara dalam
bahasa Gaelik atau menikahi wanita Irlandia. Tuntutan ini tidak diterima dan
orang Irlandia-Norman menganggap Inggris sebagai orang asing yang suka ikut
campur. Pada akhir abad ke-15, kekuasaan Inggris hanya terdapat di kawasan
Dublin, yang disebut The Pale (Batas
Inggris).
0 komentar:
Post a Comment