Sejarah
Eropa sarat dengan kebangkitan atau kejatuhan kekuasaan di bidang politik
maupun ekonomi. Di seputar masa penemuan-penemuan Columbus, Spanyol dan
Portugis berada di ambang pintu untuk menjadi bangsa pedagang besar, mirip
sekali dengan bangsa Funisia 3000 tahun sebelumnya, atau seperti orang Inggris
400 tahun kemudian.
Spanyol
bergerak cepat untuk menjajah dan memanfaatkan Dunia Baru. Portugal,
sebaliknya, lebih tertarik untuk berdagang dengan Timur Jauh dan mengambil
keuntungan dari rute di sekeliling ujung selatan Afrika yang dirintis pada
tahun 1498 oleh pelaut Portugis bernama Vasco dan Gama (1469?-1524). Akan
tetapi, orang Portugis sangat gesit menuntut untuk menguasai wilayah-wilayah di
belahan bumi Barat. Akibatnya, Paus diminta untuk menjadi penyekat antara
Spanyol dan Portugis. Malang bagi Portugis, kerena sebagian besar belahan bumi
Barat secara geografis tetap tidak dikenal sampai tahun 1494. Dan, garis
demarkasi utara-selatan yang disepakati kedua belah pihak hanya memberi Portugis
bagian timur dari Dunia Baru itu. Wilayah tersebut kemudian menjadi Brazil, dan
sampai hari ini negara tersebut tetap menjadi satu-satunya negara di belahan
bumi Barat di mana bahasa Portugis diakui sebagai bahasa resmi.
Dengan
cara yang tepat guna, orang Spanyol menuntut hak penguasaan mereka atas bagian
lain dari Amerika di selatan Kepulauan Karibia sementara mereka berusaha
menemukan El Dorado, “kota emas” yang misterius–dan mungkin penuh mitos itu.
Sepanjang proses penaklukkan, para Conquistador (penakluk Spanyol) menghadapi
konflik dengan dua dari peradaban yang paling tinggi perkembangannya di Dunia
Baru itu–Kerajaan Aztek, yang berpusatkan di Tenochtitlan (sekarang Mexico
City), dan Kerajaan Inca, yang berpusatkan di Cuzco yang sekarang disebut
Bolivia. Kedua budaya ini sudah eksis selama seribu tahun, sudah membangun
kota-kota besar–Tenochtitlan adalah kota terbesar di dunia pada tahun 1500–dan
sudah menguasai matematika, astronomi, dan ilmu-ilmu lainnya. Akan tetapi,
mereka belum menguasai teknologi peperangan gaya Eropa abad ke-16.
Dengan
mengendarai kuda dan membawa senjata api–kedua gaya perang ini tidak dikenal
oleh penduduk asli Amerika, bahkan penduduk asli Amerika tidak pernah mengenal
kuda–beberapa Conquistador yang jumlahnya relatif kecil di bawah pimpinan
Hernando Cortez (1485-1547) berhadapan dengan pasukan Aztek pimpinan Raja
Montezuma II (1480-1520) di Tenochtitlan dan berhasil mengalahkannya pada 14
Agustus 1521. Perlakuan kejam yang ditujukan Cortez pada suku Aztek hanya dapat
disamai oleh kekejaman Conquistador lainnya, Francisco Pizarro (1471-1541)
ketika menaklukkan suku Inca pada tahun 1535.
Wilayah
Kekuasan Spanyol
|
|
1.
|
Kerajaan Portugal
|
2.
|
Persatuan
Provinsi-provinsi Belanda
|
3.
|
France-Comté
|
4.
|
Duchy of Milan
|
5.
|
Kerajaan Naples
|
6.
|
Kerajaan Sisilia
|
7.
|
Kerajaan Sardinia
|
8.
|
Kepulauan Filipina
|
9.
|
Kerajaan Muda Spanyol
Baru (bekas Kerajaan Aztek)
|
10.
|
Kerajaan Muda Peru
(bekas Kerajaan Inca)
|
Kedua
kelahan yang dialami penduduk asli Amerika oleh para penakluk Spanyol merupakan
pertikaian serius yang pertama antara kerajaan-kerajaan Dunia Lama dan melawan
kerajaan-kerajaan Dunia Baru, dan keduanya menjadi faktor penentu. Keduanya
membuat kekayaan mineral Dunia Baru yang jumlahnya sangat besar, terutama yang
dihasilkan oleh tanah Meksiko, di simpan di Spanyol. Ini membuat Spanyol
menjadi bangsa paling kuat di muka bumi selama 100 tahun berikutnya. Agaknya,
yang terpenting dari semua peristiwa ini, kemenangan-kemenangan tersebut
memperbesar ketamakan Spanyol untuk memperluas kerajaannya dan mengantarnya
menjadi kerajaan terbesar yang pernah dilihat oleh belahan bumi Barat. Kini,
500 juta penduduk belahan bumi Barat berbahasa Spanyol, setidaknya, separuh
lebih banyak daripada yang berbahasa Inggris.
Setelah
keruntuhan bangsa Inca dan Aztek, Raja Spanyol memasukkan keduanya ke dalam
wilayah kekuasaan Spanyol. Kerajaan Aztek menjadi wilayah Kerajaan Muda Spanyol
Baru pada tahun 1535. Kemudian, pada abad ke-16, wilayahnya juga termasuk juga
sebagian California, Arizona, dan New Mexico yang sekarang adalah bagian dari
Amerika Serikat. Negeri orang Inca menjadi Kerajaan Muda Peru. Banyak orang
Spanyol berpindah ke koloni baru ini. Koloni-koloni ini diperintah oleh sebuah
Dewan Hindia yang berbasis di Spanyol. Banyaknya aturan bagi wilayah jajahan
menunjukkan bahwa pemerintah Spanyol berusaha menjamin bahwa penduduk pribumi
Amerika tidak diperlakukan sewenang-wenang. Namun, mustahil mencegah orang
Spanyol di wilayah jajahan untuk memperlakukan penduduk lokal dengan kejam.
Penduduk pribumi Amerika dipaksa menambang emas dan bekerja sebagai budak.
Jutaan orang mati karena tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit Eropa
seperti campak dan cacar. Para kolonis kemudian diikuti oleh para misionaris
Spanyol, yang menghancurkan kuil dan dewa sesembahan serta mendirikan bangunan
gereja di atasnya dalam usaha menyebarkan agama Kristen di kalangan pribumi
Amerika. Imperium Spanyol terus berkembang di bawah pemerintahan Philip II
(1556-1598). Sebagian besar Kepulauan Filipina ditaklukkan pada 1571. Raja
Sebastian dari Portugis terbunuh di Maroko pada 1578. Philip merupakan kerabat
terdekat Sebastian. Jadi, ia mewarisi kerajaan orang Portugis. Sejak tahun
1600, imperium Spanyol menjadi yang terluas di dunia, tetapi mulai kehilangan
kekuatan. Sikap Philip yang menentang kaum Protestan di Eropa menjerumuskannya
dalam peperangan mahal yang dibiayai dengan emas dan perak dari Amerika.
0 komentar:
Post a Comment