Inggris
di puncak kekuasaannya pada abad ke-19 mengendalikan kerajaan terbesar yang
pernah dikenal dunia. Namun, semasa Kekaisaran Romawi berkuasa, Inggris
hanyalah sebuah wilayah di perbatasan yang belum dijamah. Bengsa-bangsa Celtik
yang tinggal di Kepulauan Britania amat sangat mandiri, namun, tak diragukan
lagi, mereka yang berdiam di wilayah yang sekarang bernama Kerajaan Inggris
tunduk kepada bangsa Romawi sampai abad ke-5, dan kepada bangsa Anglo-Saxon
setelahnya. Menjelang abad ke-5, bangsa Viking juga mendirikan tempat berpijak.
Akhir abad ke-9, Anglo-Saxon berkuasa dan mereka memerintah dari tahun 828
hingga 1066, kecuali selama jangka waktu 26 tahun ketika Kepulauan Britania
berada di bawah kekuasaan Denmark.
Tahun
1066, Raja Harold II (1027-1066) menggantikan ipar lelakinya, Edward di
Penerima Pengakuan Dosa (1002-1066) sebagai Raja Inggris. Edward sudah
menjanjikan takhta kepada Harold secara terbuka, namun ini bukan sebuah
pergantian takhta yang mudah. Saudara tiri Edward, William Duke of Normadia
(1027-1087), juga menuntut gelar itu dengan menunjukkan bukti bahwa Harold juga
sudah berjanji akan mendukung ia sebagai raja Inggris.
William
menghimpun pasukan yang terdiri atas prajurit-prajurit Normandia dan Perancis,
menyeberangi Selat Channel dari Normandia, yang berada di sebelah utara
Perancis, dan menyerbu Inggris. Harold, yang gagal mengacaukan pendaratannya,
berhadapan dengan William dalam pertempuran Hastings pada 14 Oktober 1066.
Laskarnya, yang maju dengan berjalan kaki, tidak sebanding dengan pasukan
Normandia yang bersenjata lengkap, yang menyerbu dengan menunggang kuda.
Pasukan berkuda William juga memperdaya pasukan Saxon yang berjalan kaki; dan,
di penghujung hari, Harold serta banyak perwiranya tewas, sementara itu
laskarnya dikalahkan.
Pada
hari Natal, William dinobatkan sebagai Raja Inggris, yang kemudian dikenal
sebagai William sang Penakluk. Walaupun kemudian Napoleon dan Hitler mencoba
mengulangi kemenangan yang sangat penting tersebut, William merupakan orang
terakhir dalam sejarah yang memimpin invasi kemenangan ke Inggris dengan
kekuatan bersenjata.
Dengan
penaklukkan Normandia, Inggris terbuka pada pengaruh-pengaruh seni dan sastra
Eropa. Walaupun Inggris mempertahankan bahasanya, Inggris menyaring dann
mengadopsi seni dan sastra terbaik yang ditawarkan Eropa. Ini merupakan dasar
peradaban Inggris yang akan merupakan pusat penciptaan dan tanda Amerika Utara.
0 komentar:
Post a Comment