Pada abad ke-9, klan Fujiwara menjadi penguasa
Jepang yang bertindak atas nama kaisar. Selama periode Fujiwara, kesenian dan
kesusastraan berkembang pesat.
Sejak awal abad ke-4, Jepang telah diperintah
oleh seorang kaisar. Jika seorang kaisar wafat sedangkan anak laku-laki
tertuanya masih kecil, seorang wali, biasanya berasal dari keluarga sang
kaisar, dipilih untuk memerintah sampai kaisar baru tumbuh dewasa. Pada abad
ke-9, klan Fujiwara mendapat peran penting di dalam istana ketika anak
perempuan Fujiwara Yoshifusa menikahi sang kaisar. Menurut adat, anak-anak
dibesarkan oleh keluarga ibu mereka. Dengan demikian, klan Fujiwara membesarkan
kaisar berikutnya. Ini berarti bahwa Fujiwara Yoshifusa merupakan wali pertama
di luar keluarga kerajaan, dan menandai awal periode Fujiwara. Ada lebih banyak
lagi anak perempuan dari klan Fujiwara yang menikahi sang kaisar. Klan Fujiwara
menjadi kuat. Dalam waktu singkat, setiap kaisar memiliki seorang wali
Fujiwara, yang mengendalikan pengelolaan negeri sementara sang kaisar
menghabiskan waktu menangani masalah keagamaan dan istana. Selama tiga abad,
keluarga Fujiwara menguasai Jepang.
Tahun-tahun Penting
|
|
794
|
Istana
Jepang dipindahkan ke ibukota baru di Heian (Kyoto)
|
858
|
Fujiwara
Yoshifusa menjadi wali negeri
|
930
|
Fujiwara
memperoleh kekuasaan penuh; reformasi ekonomi
|
1000-an
|
Puncak
perkembangan kesenian dan kesusastraan di Jepang
|
1180-1185
|
Perang
saudara Gempei; kebangkitan para shogun Minamoto
|
Kebudayaan
Fujiwara
Selama
periode Fujiwara, kesenian dan kesusastraan Jepang berkembang subur. Kegiatan
seni dilaksanakan di istana kekaisaran di Kyoto, di antara para bangsawan di
dalam tanah milik mereka dan di kuil-kuil. Hanya sedikit penduduk biasa yang
dapat menyaksikannya. Kaum kaya dan berkuasa terpisah dari bagian masyarakat
lain. Masa ini menghasilkan banyak karya seni lukis indah, sementara
kesusastraan ditulis dalam gaya Jepang baru, terutama karya klasik Lady
Murasaki Shikibu yang berjudul Hikayat
Genji (The Tale of Genji). Hingga masa itu, bangsa Jepang cenderung meniru
gaya Cina. Sejumlah klan yang disukai keluarga Fujiwara menjadi kaya. Kemudian,
klan lainnya menjadi semakin kuat, dan beberapa provinsi serta daerah klan
mulai bertindak sesukanya. Mereka saling bertikai hingga klan Fujiwara tidak
dapat mengendalikan negeri. Selama abad ke-12, terjadi banyak pemberontakan.
Akhirnya, perang saudara Gempei pecah pada tahun 1180. Klan Fujiwara digantikan
oleh shogun Minamoto yang kuat.
0 komentar:
Post a Comment