Bangsa
Norman menyerbu Inggris pada tahun 1066 dan segera menaklukkan bangsa Saxon,
Viking Inggris, Wales, dan Irlandia. Mereka juga member pengaruh besar bagi
masa depan Inggris.
Bangsa
Norman adalah para penguasa Denmark yang hidup di Normandia sejak tahun 900.
Mereka menganut keyakinan Karoling dan Kristen. Kendati tidak berjumlah banyak,
mereka adalah para penguasa pejuang yang tangguh. William sang Penakluk
dinobatkan pada hari Natal 1066. Ia sebelumnya sekadar Duke Perancis, tapi kini juga menjadi Raja Inggris.
Pemerintahan
Bangsa Norman
Setelah
penyerbuan bangsa Norman pada 1066, banyak orang Inggris melakukan protes.
William menindas aksi protes itu dengan brutal, merampas tanah orang Inggris
dan menyerahkannya untuk diperintah oleh para bangsawan Norman. Ia
menghadiahkan tanah kepada gereja untuk mendapat dukungan, mengganti para uskup
Inggris dengan uskup Perancis, serta mendorong para pedagang dan pengrajin
Perancis untuk bermukim di Inggris. Bangsa Norman membangun berbagai kastil,
biara, dan katedral yang magah. Banyak kota tumbuh di sekelilingnya. Para
bangsawan berbicara dalam bahasa Perancis, sementara rakyat jelata berbicara
dalam bahasa Inggris kuno. Sistem pemerintahan dan pajak terpusat dibentuk.
Untuk menaksir nilai pajak tanah dan kekayaan di Inggris, Domesday Book dibuat. Pemerintah Norman sangat keras. Mereka
mementingkan kekayaan dan kekuasaan. Bangsa Norman menggunakan Inggris sebagai
pangkalan bagi petualangan mereka ke luar negeri yang harus didanai oleh
Inggris. Perekonomian Inggris bekembang pesat. Dalam 100 tahun, bangsa Norman
mulai menyerang Wales, Irlandia, dan Skotlandia. Inggris berubah karena bentang
lahan, kota, dan kebudayaan dipengaruhi oleh bangsa Norman. Pada tahun 1140
terjadi perselisihan tentang siapa yang harus memerintah Inggris. Kondisi ini
melemahkan kekuasaan raja dan memperkuat kekuasaan para bangsawan. Satu dinasti
baru Norman, disebut Plantagenet, didirikan pada 1154 dengan raja pertama
mereka, Henry II dari Anjou, memerintah Inggris dan sebagian Perancis. Pada
periode ini, sistem kelas di Inggris yang didominasi para bangsawan mulai
berkembang.
Bangsa
Norman di Eropa
Bangsa
Norman juga sibuk di daerah lain di Eropa. Sekitar 1060, para prajurit Norman
di bawah Robert Guiscard menyerang Sisilia dan Italia selatan, membantu paus
melawan Byzantium dan bangsa Arab. Karena itu, bangsa Norman mendapat dukungan
paus dan kerap melindunginya. Pada abad ke-13, mereka menjadi pemimpin perang
Salib, petualangan colonial pertama Eropa di luar negeri. Melalui pernikahan
politik, dan mengabdi sebagai ksatria, agen paus, uskup, dan anggota istana,
para penguasa Norman membentuk jaringan feodal yang menjadi sangat berpengaruh
di seluruh Eropa pada abad ke-13. Dalam hubungan feodal ini, seorang bangsawan
yang mengikat sumpah dan memberikan bantuan militer kepada seorang raja akan
diberikan imbalan berupa tanah dan gelar. Para bangsawan kemudian mengatur
berbagai daerah dan provinsi, menuntut kesetiaan pengikutnya dan juga
memberikan hadiah kepada mereka dalam bentuk tanah dan jabatan.
Sistem
Feodal
Di
bawah sistem feodal, penduduk memiliki tanah sebagai imbalan pengabdian mereka.
Sistem ini berkembang pada abad ke-8 di bawah pemerintahan orang Franka dan
diperkenalkan di Inggris oleh bangsa Norman. Sebagai imbalan atas tanah dan
gelar, para bangsawan Norman membayar pajak kepada raja, menyediakan ksatria
dan membentuk tentara. Para bangsawan memberikan tanah kepada para ksatria
mereka sebagai imbalan atas pengabdian militer dan pajak yang mereka setor.
Seorang ksatria memiliki villein
(petani pekerja) untuk mengalola tanahnya. Para petani tinggal di dekat balai
manor. Sebagai imbalan atas tanah atau rumah yang mereka peroleh, mereka
bekerja bagi penguasa manor dan menyerahkan hasil panen atau uang.
0 komentar:
Post a Comment