Selama abad ke-18, bentang
alam di berbagai bagian Eropa berubah dramatis, khususnya Inggris, ketika
diperkenalkan metode pertanian baru dan lebih menguntungkan.
Metode pertanian Eropa tidak
berubah selama berabad-abad. Namun pada abad ke-18, para pemilik tanah, ahli
tanaman, dan peternak, terutama di Inggris mendiskusikan cara-cara yang lebih
baik untuk mengelola pertanian dan meningkatkan hasil panen. Para ilmuwan
meneliti cara menernakkan hewan, mengelola tanah, dan meningkatkan hasil panen.
Berbagai kota dan industri bertumbuh semakin besar, sementara pertanian
menghasilkan lebih banyak uang. Ketika keuntungan meningkat, para pemilik tanah
semakin giat melakukan penelitian dan eksperimen. Semua ini mendorong
terjadinya revolusi pertanian.
Jenis bajak baru dirancang.
Pada tahun 1701, seorang petani Inggris, Jethro Tull menciptakan alat penyebar
benih yang ditarik kuda. Ini memungkinkan benih ditabur secara mekanik dalam
bentuk barisan untuk memudahkan menyiangan. Dengan melakukan rotasi tanaman,
kesuburan tanah pun meningkat, sementara dengan pembiakan yang hati-hati,
varietas hewan berkembang semakin baik. Semua metode ini membutuhkan investasi
modal dan lahan pertanian yang besar.
Tahun-tahun
Penting
|
|
1701
|
Jethro Tull menciptakan alat penabur benih untuk
mempercepat penanaman
|
1730
|
Lord Townshend memperkenalkan sistem tumpang sari
|
1737
|
Carolus Linnaeus (1707-1778), ahli botani dan
taksonomi Swedia, mengembangkan sistem klasifikasi tanaman
|
1754
|
Charles Bonnet menerbitkan studi mengenai nilai gizi
dari berbagai tanaman
|
1804
|
Ilmuwan Prancis, Sussure, menjelaskan bagaimana
tanaman tumbuh
|
Thomas William Coke
(1752-1842), Earl of Leicester, adalah pemilik tanah yang kaya dan anggota
Parlemen. Ia terkenal sebagai tokoh Revolusi Pertanian. Setiap tahun, Thomas Coke
mengadakan konferensi di rumah pedesaannya, Holkham Hall, di mana para pemilik tanah
dan peternakan datang untuk mendiskusikan berbagai metode pertanian. Coke
sendiri menciptakan cara menernakkan varietas domba yang baru.
Bentang alam pedesaan
mengalami perubahan besar selama abad ke-18. Di banyak wilayah di Inggris,
lahan pertanian dibuka di tanah abad pertengahan yang terbuka dan luas.
Penduduk desa menyewa bidang-bidang tanah itu. Mereka bekerja berdampingan
dengan para tetangga. Sistem ini menyediakan cukup makanan bagi penduduk desa,
tetapi tidak cukup untuk dijual ke penduduk kota guna mendapat keuntungan.
Undang-undang Pemagaran
Para pemilik tanah
memutuskan bahwa ladang mereka dapat diolah lebih efisien jika dipagari. Pagar
dan tembok dibangun di sekeliling ladang dibuka untuk membentuk unit-unit yang
lebih kecil dan mudah dikerjakan. Undang-undang Pemagaran disahkan oleh
Parlemen antara 1759 dan 1801. Peraturan ini menyebabkan tertutupnya lahan
penggembalaan. Terdapat sekitar tiga juta hektar tanah yang dipagari di seluruh
Inggris selama Revolusi Pertanian.
Banyak petani penyewa
kehilangan pekerjaan dan dipaksa pindah ke kota. Dengan tanah yang luas, para
tuan tanah kaya mendirikan rumah megah. Mereka juga membuat taman indah yang
dikerjakan oleh para ahli taman yang terkenal seperti Lancelot Brown. Perubahan
ini didukung oleh pemerintah, yang juga terdiri atas para tuan tanah. Namun,
kebijakan ini menyebabkan penderitaan kaum petani biasa.
0 komentar:
Post a Comment