Pembunuhan atas Pangeran Franz Ferdinand, pewaris
takhta Kekaisaran Austria-Hongaria, di Sarajevo pada Juni 1914 menjadi pemicu
konflik paling berdarah dalam sejarah umat manusia.
Merasa iri dengan perdagangan dan koloni Inggris,
Jerman yang telah memiliki angkatan bersenjata terbesar di dunia, juga mulai
membangun armada laut. Ambisi Kaisar Wilhelm II (1859-1941) adalah memperoleh
lebih banyak koloni di luar negeri. Ambisi dan kebijakan politik luar negerinya
yang agresif mengkhawatirkan negara Eropa lain. Beberapa tahun menjelang 1914,
Inggris dan Jerman bersaing membangun kapal-kapal angkatan laut yang lebih
besar dan lebih baik. Saat itu juga terbentuk persaingan di antara negara-negara
Eropa atas perdagangan, koloni, dan kekuatan militer. Kekuatan-kekuatan Eropa
kemudian berkelompok membentuk aliansi pertahanan.
Membentuk Aliansi
Sekutu utama adalah Aliansi Bertiga yang terdiri atas
Jerman, Italia, dan Austria-Hongaria. Dalam sekutu ini, serangan atas satu
negara anggota akan mendorong anggota lainnya bertindak mempertahankan diri.
Kebijakan ini bertujuan membatasi setiap gerakan agresif Rusia di kawasan
Semenanjung Balkan. Sekutu lainnya adalah Triple Entente, terdiri atas
Inggris, Prancis, dan Rusia. Ini bukan sekutu militer, tetapi anggotanya setuju
untuk bekerja sama melawan setiap agresi militer Jerman.
Awal Mula Perang
Perang dimulai ketika seorang Serbia, Gavrilo Princip,
menembak mati pewaris takhta Kekaisaran Austria-Hongaria, yaitu Pangeran Franz
Ferdinand dan istrinya di Sarajevo pada 18 Juni 1914. Peristiwa ini mendorong
Austria mendeklarasikan perang atas Serbia pada 18 Juli, tepat sebulan setelah
penembakan. Tsar Rusia, Nicholas II, memobilisasi pasukan negaranya untuk
mempertahankan Serbia dari Austria-Hongaria. Sebaliknya, Jerman mendeklarasikan
perang atas Rusia pada 1 Agustus. Pasukan Rusia dikalahkan Jerman di Tannenberg
dalan pertempuran di Danau Masurian. Di selatan, pasukan Austria-Hongaria
dikalahkan Rusia pada bulan September.
Perang di Dua Front
Jerman selalu takut pada perang dua front, sehingga
mereka menjalankan operasi Schlieffen Plan. Disusun oleh Jenderal Von
Schlieffen, rencana ini bertujuan untuk mengalahkan Prancis hanya dalam enam
minggu agar Jerman dapat berkonsentrasi melawan Rusia.
Pada tanggal 3 Agustus, Jerman mendeklarasikan perang
kepada Prancis, sekutu Rusia. Ketika pasukan Jerman memasuki Belgia yang
netral, mereka menghadapi perlawanan gigih dari orang Belgia. Ini memperlambat
rencana Jerman. Akibatnya, Prancis memiliki waktu untuk mengatur ulang
pasukannya di bawah komando Jenderal Joffre.
Awal Perang di Front Barat
Inggris mengambil peran dalam Treaty of London (1839),
berusaha untuk melindungi kenetralan Belgia. Di Belgia, Inggris mendeklarasikan
perang kepada Jerman pada 4 Agustus. Inggris mempertahankan Belgia dan mengirim
100.000 Pasukan Ekspedisionari Inggris ke Prancis untuk membantu Prancis
memperlambat gerakan Jerman di Mons dan Charleroi.
Meski demikian, dalam menghadapi serangan Jerman yang
hebat, Jenderal Joffre mundur sampai ke belakang Sungai Marne. Di sini, pasukan
Prancis berhasil menahan pasukan Jerman pada 8 September. Kedua kubu lalu
membuat posisi bertahan berupa parit-parit yang digali mulai dari Selat Inggris
sampai ke daerah perbatasan Swiss.
Selama perang, Inggris, Prancis, dan Rusia dikenal
sebagai Sekutu, atau Kekuatan Sekutu. Jerman, Austria-Hongaria, Turki Ottoman,
dan para sekutunya dikenal sebagai Kekuatan Tengah. Kedua kubu berlomba membuat
lebih banyak senjata, termasuk gas beracun. Mereka menilai, penggunaan
senjata-senjata tersebut akan mempersingkat perang. Nyatanya, perang
berlangsung selama 4 tahun dan menjadi konflik paling berdarah dalam sejarah
umat manusia. Diperkirakan biaya langsung dari perang ini sekitar 40 milyar
poundsterling. Korban manusia pun sangat banyak, keseluruhannya sekitar 30 juta
orang, terbunuh atau terluka.
Perang di Darat
Selama Perang Dunia I, pertempuran terjadi di beberapa
area. Front Barat antara Jerman dan Prancis utara, dan Front Timur antara
Jerman dan Rusia. Juga terdapat pertempuran di laut di Timur Tengah, di mana
Kekuatan Sekutu menyerang Kekaisaran Ottoman. Di Afrika, pasukan Inggris dan
Prancis menyerang koloni Jerman.
Di Front Barat, pasukan Prancis dan Inggris bersama
dengan ribuan pria dari Imperium Inggris, menduduki jaringan parit dalam sejak
September 1914. Di hadapan mereka, di seberang lahan beberapa ratus meter yang
dikenal sebagai ‘tanah tak bertuan’, terdapat parit-parit yang dikuasai oleh
Jerman. Jutaan nyawa melayang dalam pertempuran di Front Barat, termasuk di
Ypres, Verdun, dan Somme. Salah satu yang terburuk terjadi di Passchendaele
pada 1917. Pertempuran ini berlangsung di tengah hujan yang sangat deras, dan
pasukan harus menyeberangi lumpur setinggi pinggang. Dalam 102 hari, gerakan
maju Sekutu hanya sekitar 8 kilometer, korban jiwa mencapai 400.000 jiwa.
Selama 4 tahun, pertempuran di Front Barat tidak
bergerak lebih dari 32 kilometer ke segala arah. Pertahanan berupa kawat
berduri, senapan mesin, dan artileri membuat setiap serangan menjadi sia-sia.
Tank, yang pertama kali digunakan pada 1916, dapat menghancurkan kawat berduri
tapi belum dapat diandalkan. Pesawat udara lebih bermanfaat, digunakan untuk
memata-matai pasukan musuh dan menjatuhkan bom. Front Timur berlokasi di antara
Laut Baltik dan Laut Hitam juga memiliki parit-parit perlindungan di mana Rusia
menyerah pada September 1914.
Perang Laut
Hanya terdapat dua perang utama di laut selama Perang
Dunia I. Pertama terjadi pada 1914 ketika armada Jerman dihancurkan oleh Royal
Navy (Angkatan Laut Kerajaan Inggris) di lepas pantai Kepulauan Falkland,
sebelah tenggara Amerika Selatan. Pada 1916, pecah Pertempuran Jutland. Baik
Inggris maupun Jerman mengklaim sebagai pemenang dalam pertempuran ini meskipun
armada Jerman mengalami kerusakan yang lebih parah. Setelah pertempuran itu, 31
Mei 1916, Angkatan Laut Tinggi Jerman meloloskan diri dalam kegelapan dan
kembali ke pelabuhannya di Kiel sampai perang berakhir, yaitu ketika Jerman
menyerah kepada Sekutu.
Kapal-kapal selam Jerman yang disebut sebagai U-boat,
menyerang lokasi perkapalan Inggris di Prancis. U-boat menenggelamkan
ratusan kapal laut Sekutu, yang hampir membuat Inggris menyerah. Ketika kapal USS
Housatonic tenggelam pada 1917, Amerika Serikat mengumumkan perang terhadap
Jerman. Italia, yang awalnya adalah sekutu Jerman, membelot dan beralih membela
Sekutu.
Amerika Serikat Memasuki Perang
Kedatangan pasukan Amerika Serikat di Eropa pada 1917
memungkinkan Sekutu melancurkan serangan baru di Front Barat. Pada 1918, Rusia
menarik diri dari perang, sehingga pasukan Jerman tidak dibutuhkan lagi di
Front Timur. Pada bulan Maret, mereka berhasil menerobos parit dan bergerak
menuju Paris. Prancis melakukan serangan balasan pada bulan Juli. Pada bulan
Agustus, tank-tank Inggris dapat melintasi garis pertahanan Jerman di Amiens.
Ketika Amerika Serikat memasuki Prancis, Jerman menyerah.
Akhir Perang
Pada bulan Oktober, terjadi pertempuran di dekat
perbatasan Jerman. Blokade laut Inggris menyebabkan kelaparan di Jerman. Pada
11 Nopember dini hari, Jerman menandatangani pelucutan senjata. Kaisar Wilhelm
II turun takhta dan melarikan diri. Pada “pukul sebelas tanggal sebelas bulan
sebelas”, Perang Dunia I dinyatakan berakhir. Hampir 10 juta nyawa melayang dan
lebih dari 20 juta orang terluka. Keadaan ini menimbulkan perubahan struktur
sosial di beberapa negara. Dampaknya, banyak wanita memperoleh lebih banyak
persamaan dan kebebasan dibanding sebelum perang. Di banyak tempat, kaum wanita
juga memperoleh hak untuk memilih.
Perjanjian Versailles
Perang Dunia I secara resmi berakhir pada Konferensi
Damai Paris yang pembahasannya berlangsung antara 1919 hingga 1923. Semua
negara yang terlibat dalam perang (kecuali Jerman) bertemu untuk menyusun
perjanjian damai, tetapi yang paling dominan adalah Amerika Serikat, Inggris,
Prancis, dan Italia. Ada lima perjanjian lain yang disusun terpisah.
Isi perjanjian dari Perjanjian Versailles adalah
Jerman dihukum atas keterlibatannya dalam Perang Dunia I. Jerman harus membayar
kompensasi yang sangat besar kepada Sekutu. Wilayah kekuasaan Jerman dikurangi
dan sebanyak 7 juta penduduk dipindahkan dari wilayah kekuasaan Jerman. Setelah
itu, Jerman harus menyerahkan seluruh koloninya di luar negeri dan mengurangi
pasukannya menjadi hanya 100.000 prajurit. Ekonomi Jerman yang runtuh,
mengakibatkan hiperinflasi. Negara-negara lain juga menderita ketika mereka
berusaha membayar utang yang dipinjam selama masa perang. Ini memicu timbulnya
pergolakan politik dan ekonomi.
Perselisihan lanjutan dipicu oleh perubahan batas
wilayah internasional di Eropa menyusul runtuhnya Kekaisaran Jerman,
Austria-Hongaria, Rusia, dan Turki Ottoman.
Liga Bangsa-Bangsa
Konferensi Damai Paris juga menghasilkan Liga
Bangsa-Bangsa, yang bertujuan menjaga agar dunia tetap aman dengan cara
menyelesaikan sengketa lewat diskusi dan perjanjian. Liga ini gagal karena
hanya memiliki sedikit kekuasaan setelah Amerika Serikat menolak bergabung dan
masih terdapat persaingan di antara 53 negara anggota. Situasi ini memperlemah
liga dan mengurangi pengaruhnya, sehingga menjelang akhir 1930-an, hanya
sedikit negara yang memedulikannya.
0 komentar:
Post a Comment