Pada masa ini, Afrika sangat dipengaruhi oleh
meningkatnya perdagangan dengan orang Eropa dan Arab. Banyak kerajaan Afrika
berkembang semakin kuat dan kaya.
Selama abad ke-18, benua Afrika berada dalam situasi
yang relatif damai. Di sebelah utara, Kekaisaran Ottoman yang menguasai Mesir
mengalami kemerosotan. Penduduk Asante di pantai barat semakin makmur berkat
perdagangan budak. Di sebelah tenggara, perlahan orang Portugis mendirikan
sebuah koloni di Mozambik. Daerah pantai timur (kini Kenya) diperintah dari
Oman, sebuah kerajaan di utara Laut Arab. Di ujung selatan, Tanjung Harapan,
para pemukim Belanda mulai menjelajah ke daerah pedalaman.
Negara-negara Baru Afrika
Selama abad ke-18, rata-rata 35.000 orang budak
dikirimkan dari Afrika barat ke Amerika setiap tahun. Namun pada akhir abad
itu, orang Inggris memiliki pemikiran lain. Pada tahun 1787, mereka mendirikan
Sierra Leone sebagai tempat penampungan bagi para budak yang dibebaskan dari
Amerika Serikat. Kebanyakan negara Eropa menghentikan perdagangan budak pada
awal abad ke-19, sekalipun Portugis melanjutkannya hingga tahun 1882.
Wilayah Kerajaan Yao dan Nyamwezi di Afrika timur
hampir kosong karena menyediakan budak. Asante dan Oyo menguasai perbudakan di
Afrika barat hingga abad ke-19, ketika mereka mulai menjual kayu, gading, kulit
hewan, dan lilin lebah kepada orang Eropa. Keadaan ini mengubah praktik
pertanian Afrika barat, yaitu menanam “tanaman yang dibayar uang kontan” untuk
diekspor. Sementara itu, di Afrika timur, budak tetap dikirim oleh orang Arab
Oman ke Arabia dan India.
Suku Zulu di Afrika selatan, yang dipimpin oleh Raja
Shaka, terus berperang dengan tetangganya. Pertumpahan darah ini begitu besar
sehingga periode 1818 hingga 1828 dikenal sebagai mfenace, atau periode
bermasalah. Terjadi perpindahan penduduk dari Sudan, suku Tutsi pindah ke
Rwanda, dan suku Masai ke Kenya dari utara.
Negara Muslim Afrika
Di ujung selatan Sahara, kebangkitan Islam kembali
terbentuk. Banyak orang Muslim mengharap kedatangan seorang mahdi atau
juru selamat. Kekhalifahan Afrika, yang bergerak dengan kemungkinan datangnya
mahdi ini, mendirikan sejumlah negara baru yang terorganisasi dengan baik
seperti Sokoto, Mossi, Tukulor, dan Samori di pendalaman Afrika barat. Di
Mesir, Mehmed Ali Pasha mengambil alih kekuasaan dari tangan kaum Mamluk pada
tahun 1811. Ia memodernisasi negeri itu dan menyerbu Sudan pada tahun 1820-an.
Kota orang Hausa, Kano, di utara Nigeria direbut oleh
pemimpin Muslim Usman dan Fodio dari Kerajaan Gobir orang Hausa. Kota-kota
Hausa memeluk Islam, menjadi bagian dari negera Afrika-Islam yang disebut
Kekhalifahan Sokoto.
Afrika berkembang dengan cepat. Sebagian besar wilayah
Afrika masih dikuasai orang Afrika. Namun, mereka tidak bersatu untuk
menghadapi ancaman bersama, yaitu orang Arab dan Eropa. Akibatnya, Afrika
kemudian rapuh.
0 komentar:
Post a Comment