Sejak
September 1940, Jepang telah bersekutu dengan Jerman dan Italia, tetapi belum
terlibat dalam pertempuran. Setelah invasi Jepang atas Cina pada 1937, Jepang
mendapat tekanan semakin meningkat dari Amerika Serikat untuk menarik
pasukannya dari Cina. Perang di Pasifik dimulai pada 7 Desember 1941, ketika
pesawat dari enam kapal induk Jepang melakukan serangan tanpa sebab atas basis
Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii. Lebih dari 2.400
tentara dan pelaut Amerika Serikat terbunuh. Sebanyak 18 kapal utama Amerika
Serikat hancur atau rusak parah. Jepang hanya kehilangan kurang dari 100 orang.
Tentara Jepang menginvasi Thailand pada hari yang sama. Hari berikutnya,
Kongres Amerika Serikat mengumumkan perang atas Jepang. Jerman dan Italia lalu
mendeklarasikan perang atas Amerika Serikat.
Bergerak
ke Selatan
Pada
10 Desember 1941, kapal perang Prince of Wales dan kapal tempur Repulse Inggris ditenggelamkan di Teluk
Siam oleh pesawat Jepang. Dengan armada laut Amerika Serikat dan Inggris yang
rusak parah, Jepang berpikir bahwa mereka telah sepenuhnya menguasai Pasifik.
Dalam 5 bulan, pasukan Jepang menyerbu Burma (Myanmar), Hong Kong, Singapura,
Malaya, Hindia Timur Belanda (Indonesia), Thailand, dan Filipina. Jepang juga
menginvasi New Guinea dan mengancam pantai utara Australia. Karena sebagian
besar pasukan dan peralatannya digunakan untuk membantu Sekutu di Eropa,
Australia mengharapkan bantuan Amerika Serikat untuk bertahan.
Tidak
semua armada laut Amerika Serikat tenggelam di Pearl Harbour. Tiga kapal induk
Amerika Serikat sedang berada di laut lepas ketika Jepang menyerang. Ketiganya
segera bergabung dengan dua kapal induk baru. Rencana ekspansi lanjutan Jepang
terhenti pada tahun 1942 dalam dua pertempuran laut besar.
Pertempuran
Laut Koral (4-8 Mei) adalah yang pertama dalam sejarah angkatan laut ketika
kapal musuh tidak terlibat satu sama lain selama pertempuran. Pertempuran
dilakukan oleh pesawat udara yang diluncurkan dari kapal-kapal induk. Tidak ada
pemenang yang jelas, tapi pertempuran ini menghentikan rencana Jepang untuk
menginvasi Australia. Pada bulan Juni, Jepang berencana menginvasi Pulau Midway
dan Kepulauan Auletian yang kecil tapi strategis. Namun, mereka harus terlebih
dahulu menghancurkan pesawat Amerika Serikat yang bermarkas di Midway. Pada
saat yang sama, Amerika Serikat telah mengurai sandi radio Jepang sehingga
dapat melakukan persiapan menghadapi serangan.
Titik
Balik
Pada
pertempuran di Midway (4-6 Juni), angkatan laut Jepang mengalami kehancuran
sangat hebat akibat serangan pesawat yang lepas landas dari kapal induk Amerika
Serikat. Akhirnya, Jepang menyerah. Pertempuran laut di Midway adalah
kemenangan menentukan bagi pasukan Amerika Serikat dan menjadi titik balik
perang. Setelah berhasil menahan gerak laju Jepang, tugas Amerika Serikat untuk
kembali menguasai teritori pun dimulai.
Selama
tiga tahun berikutnya, Amerika Serikat memperoleh Kepulauan Gilbert, Marshall,
Caroline, dan Mariana. Dari wilayah ini, Amerika Serikat dapat membom sejumlah
kota dan pusat industri Jepang. Pada September 1944, pasukan Amerika Serikat
mulai menguasai kembali Filipina, sementara Bristish
Fourth Army mulai menaklukkan Burma. Setelah pertarungan yang sengit,
pasukan Amerika Serikat berhasil menguasai Pulau Okinawa dan Pulau Iwo Jima
pada awal 1945.
Memojokkan
Jepang
Ketika
Pulau Okinawa dikuasai, ada lebih dari 100.000 pasukan Jepang dan 12.000
pasukan Amerika Serikat yang terbunuh. Setelah menelan banyak korban jiwa, para
komandan Sekutu cemas atas kematian yang akan terjadi jika mereka menginvasi
daratan utama Jepang. Mereka tahu bahwa Jepang akan bertarung sampai darah
terakhir untuk mempertahankan negara mereka, dan diperkirakan lebih dari satu
juta tentara Sekutu yang akan kehilangan nyawa seandainya invasi dilakukan.
Di
Amerika Serikat, Franklin Delano Roosevelt terpilih untuk ketiga kalinya
sebagai presiden pada tahun 1944. Sementara itu, dalam proyek rahasia, para
ilmuwan Amerika Serikat telah mengembangkan senjata baru yang menakutkan, bom atom.
Presiden Roosevelt meninggal pada 12 April 1945 dan penggantinya, Harry S.
Truman, mengambil keputusan penting untuk menjatuhkan bom atom tersebut di
Jepang.
Jepang
Menyerah
Presiden
Truman berpendapat bahwa penggunaan bom atom akan cepat mengakhiri masa perang
dan dapat menyelamatkan jutaan nyawa tentara Sekutu. Pada akhir Juli 1945,
Sekutu memberi ultimatum kepada Jepang, mengancam akan terjadu kerusakan
mahadahsyat jika Jepang tidak menyerah. Maka, bom atom dijatuhkan di Hiroshima
pada 6 Agustus. Serangan bom atom ini memakan
korban manusia sekitar 130.000 jiwa. Tiga hari kemudian, bom atom kedua
dijatuhkan di kota Nagasaki dan membunuh lebih dari 750.000 manusia. Ribuan
orang lainnya tewas karena terluka dan sakit akibat radiasi. Penggunaan bom atom
membuat Jepang menyerah kepada Sekutu pada 14 Agustus.
Perang
Dunia II berakhir ketika Jepang secara resmi menyerah pada 2 September 1945.
Lebih dari 2 juta orang Jepang tewas selama Perang Dunia II, di samping 100
kota yang hancur akibat pemboman, dan produksi industri praktis terhenti.
Jepang memerlukan waktu 10 tahun untuk menghidupkan kembali industrinya sampai
menyamai keadaan sebelum perang.