Pada pertengahan abad ke-18, terjadi konflik untuk
menguasai Amerika Utara antara para pemukim dan penduduk pribumi Amerika, serta
antara Inggris dan Prancis.
Para pemukim Inggris dan Prancis telah berperang
selama bertahun-tahun. Pertama, selama Perang Raja Philip (1675-1676) ketika
suku Wampanoag New England bangkit melawan para pemukim. Orang Wampanoag kalah,
tetapi mereka berhasil membunuh 10% pria dewasa di Massachusetts. Perang Raja
William (1689-1697) antara para pemukim Inggris dan Prancis tidak banyak
memberikan hasil. Pada Perang Ratu Anne (1702-1713), Inggris merebut Acadia
(Nova Scotia) dan menghancurkan wilayah Spanyol di St. Augustine, Florida.
Akhirnya, dalam Perang Raja George (1744-1748), Inggris merebut Louisbourg,
sebuah benteng Prancis, tapi kemudian dikembalikan pada tahun 1748 dengan
ditukar dengan Madras di India.
Sebagian besar peperangan tersebut berhubungan dengan
konflik di Eropa. Masing-masing pihak memiliki rencana jangka panjang, yaitu
ingin menguasai Amerika Utara. Setiap pihak dibantu para penduduk pribumi
Amerika yang ikut berperang di semua peperangan dan berharap memperoleh
dukungan dalam pertikaian mereka dengan para pemukim yang merebut tanah mereka.
Namun, penduduk pribumi Amerika umumnya dipecundangi para pemukim yang tidak
menghormati mereka. Sebagai contoh, dari tahun 1730 hingga 1755, orang Shawnee
dan Delaware dipaksa para pemukim untuk meninggalkan tanahnya.
Pemberontakan Pontiac
Pada tahun 1763, pecah pemberontakan penduduk pribumi
Amerika yang disebut Pemberontakan Pontiac. Pontiac adalah kepala suku Ottawa
dan konfederasi suku-suku Algonquin. Dengan semangat keagamaan, suku-suku itu
menyerang berbagai tempat dari Great Lakes hingga Virginia. Sekitar 200 orang
pemukim terbunuh. Inggris melakukan pembalasan. Pada tahun 1766, Pontiac
mengadakan perdamaian. Ia dibunuh pada tahun 1769 oleh seorang penduduk pribumi
yang dibayar Inggris di Illinois.
Kanada
Pada tahun 1754, Perang Prancis-Indian (bagian dari
Perang Tujuh Tahun) berkobar. Para pendatang Prancis telah bermukim di lembah
Ohio yang diklaim oleh Inggris. Karena itu, orang Prancis mendirikan sejumlah
benteng dan menolak pergi. Prancis meraih beberapa kemenangan penting pada
tahun 1755 (Benteng Duquesne) dan 1756 (Benteng Oswego). Namun, Inggris merebut
Acadia pada 1755, Quebec pada 1759, dan Montreal pada 1760. Perjanjian Paris
tahun 1763 membuat Inggris memperoleh banyak bekas jajahan Prancis. New France (Kanada Hilir) menjadi milik
Inggris. Inggris telah menguasai seluruh wilayah di sebelah timur Sungai
Mississippi. Beberapa daerah Prancis diserahkan kepada Spanyol sebagai
pengganti Florida yang menjadi milik Inggris.
Tahun-tahun Penting
|
|
1675-1576
|
Perang Raja Philip
|
1686-1697
|
Perang Raja William
|
1710
|
Acadia (Nova Scotia) direbut Inggris
|
1739-1741
|
Inggris memerangi orang Spanyol di Florida
|
1743-1748
|
Perang Raja George
|
1755-1763
|
Perang Prancis-Indian
|
1763-1766
|
Pemberontakan Pontiac
|
1760
|
Inggris mengambil alih Kanada dari Prancis
|
1775
|
Perang Revolusi Amerika dimulai
|
Pada tahun 1791, Peraturan Konstitusional Inggris
memisahkan wilayah yang dikuasai Quebec menjadi koloni Kanada Hulu dan Hilir.
Tindakan ini dilakukan guna memperkuat Kanada setelah berakhirnya Perang
Revolusi Amerika (sejarawan Inggris menyebut Perang Kemerdekaan Amerika),
dengan berdirinya negara baru, Amerika Serikat. Penduduk Kanada Hulu adalah
para penutur bahasa Inggris, sedangkan Kanada Hilir berbahasa Prancis. Inggris
berhasil dalam memerangi Prancis, tetapi salah memahami para pemukim Amerika,
sehingga berakibat hilangnya “Tiga Belas Koloni” pada tahun 1781, selama Perang
Revolusi Amerika. Sekitar 40.000 pemukim yang setia kepada Inggris kemudian
berpindah ke Kanada dari Amerika Serikat.